Pemerintah Prancis Syaratkan Jarak Olahraga
Penularan virus Corona atau Covid-19 sangatlah cepat di seluruh dunia. Kebanyakan negara mengambil kebijakan lockdown untuk memaksa masyarakat lakukan isolasi mandiri di rumah. Dengan semua tetap di rumah, diharapkan tidak ada lagi penularan.
Akan tetapi ketika terpaksa berada di luar rumah, penting bagi setiap orang menggunakan masker dan menjaga jarak satu dengan lainnya. Salah satu alasan berada di luar rumah adalah olahraga, tetapi dilakukan tidak jauh dari rumah. Dalam peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta, olahraga di sekitar rumah juga diizinkan.
Kondisi di Prancis juga demikian, berolahraga di dekat rumah kerap dilakukan masyarakat. Pemerintah Prancis pun menghimbau menjaga jarak aman 1 meter antar pegiat olahraga. Jenis olahraga yang populer dilakukan saat ini adalah lari/jogging dan bersepeda.
Dilansir dari channelnewsasia.com, keadaan yang terjadi justru mengancam penyebaran corona. Banyaknya masyarakat yang olahraga justru membuat kerumunan tersendiri. Ratusan pelari padati trotoar dan area pejalan kaki beberapa minggu ini di Paris.
Dan penemuan terbaru pada April menegaskan bahwa jarak 1 meter yang ditetapkan untuk pelari dan pesepeda tidak cukup. Pasalnya arus udara pelari dan pesepeda bergerak cepat dapat menyebar partikel virus lebih jauh ketimbang orang yang hanya berdiri.
Alhasil Menteri Olahraga Prancis membuat aturan terbaru. Aturan tersebut meningkatkan 10 kali lipat jarak yang sebelumnya telah ditetapkan. Jarak aman pelari dan pesepeda adalah 10 meter atau sekitar 33 kaki.
Selain itu olahraga lainnya seperti yoga, tenis dan lainnya juga disarankan menjaga jarak satu sama lain. Beberapa olahraga tersebut disarankan agar pegiatnya memiliki ruang individu sekitar 4 meter persegi. Adapun olahraga tim masih dilarang.
Seluruh kompetisi olahraga profesional di Prancis pun telah diselesaikan, salah satunya sepak bola yang mana pemenangnya sudah diputuskan, Paris Saint-Germain. Hingga Agustus tidak ada kompetisi pertandingan. Stadion tetap kosong.
Prancis minggu ini telah keluarkan anggaran US$ 21,8 juta untuk mendorong penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi masyarakat. Menurut Menteri Lingkungan Prancis, dana tersebut termasuk subsidi perbaikan sekitar 30 juta sepeda bekas di Prancis. Sepeda menjadi opsi ketika penggunaan transportasi publik masal dikhawatirkan berdampak pada penularan virus, namun penggunaan mobil pribadi perlu dihindari.