Petinju Pertina Borong Medali di Malaysia
Atlet-atlet Nasional Tinju Indonesia berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di Malaysia usai mendulang tiga emas, satu perak dan satu perunggu pada kejuaraan tinju bertajuk ‘Kejohanan Tinju 4 Penjuru 2025’.
Kejuaraan ini berlangsung di Pusat Latihan Kebangsaan, Kompleks Sukan Majelis Negeri Sembilan (MSN), Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia, 15-19 September 2025.
Prestasi ini menjadi yang pertama di masa kepemimpinan Ketum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) masa bakti 2025-2029 Dr. Hillary Brigitta Lasut usai dilantik Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman tanggal 31 Agustus 2025
“Selamat kepada atlet-atlet Tinju binaan Pertina yang berhasil meraih prestasi membanggakan untuk Indonesia. Semoga ini menjadi motivasi agar para petinju amatir Indonesia dapat terus menorehkan prestasi untuk bangsa dan negara yang kita cintai,” kata Ketum KONI Pusat.
“Dengan pola pembinaan yang baik, melibatkan jaringan Pertina yang ada di seluruh Indonesia, saya yakin banyak talenta petinju dunia yang ada di Tanah Air. Di bawah kepemimpinan Ibu Hillary, semoga tinju Indonesia dapat dipandang dunia karena prestasinya,” sambungnya.
“Terima kasih, apresiasi dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para atlet, pelatih, ofisial yang telah bekerja keras dan juga PP.Pertina,” tambahnya.
Hillary Brigitta Lasut mengaku bangga atas pencapaian yang baru saja diraih para petinju binaan Pertina, sebagai induk cabang olahraga tinju amatir tunggal yang ada di Indonesia.
‘’Terima kasih karena telah mengharumkan nama Indonesia di negeri orang. Kita semua tentu bangga, berterima kasih dan sangat mengapresiasi dengan pencapaian ini,” kata Hillary yang terharu menyaksikan perjuangan lima atlet Indonesia bertarung di atas ring.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini sejak hari pertama hingga final, tak pernah absen menyaksikan petinju binaannya bertarung di atas ring meski melalui tayangan live di Instagram (IG) resmi PERTINA, @pertina.id.

Perjuangan yang Luar Biasa

Bendahara Umum PP. Pertina, Osco Olfriady Letunggamu yang bertindak sebagai manajer tim mengaku bangga atas prestasi yang dicapai para petinju nasional Indonesia. Menurutnya, perjuangan yang berat itu telah terbayar dengan didapatkannya tiga medali emas, satu perak dan satu perunggu.
“Kita semua Bangsa Indonesia bangga atas prestasi yang telah diraih oleh para atlet. Apalagi kepengurusan Pertina masih baru tapi kita mampu mempersembahkan prestasi yang tentu saja ini sangat luar biasa ini,” kata Osco yang juga menjabat Kepala Badan Pembinaan Organisasi & Keanggotaan (BPOK) Asosiasi Penambangan Nikel Indonesia (APNI).
Osco mengaku terharu dan bangga dengan pencapaian yang diraih kelima petinju andalannya itu. Apalagi dunia tinju masih menjadi ‘hal baru bagi dia.
‘’Terus terang, saya sangat terharu melihat perjuangan adik-adik atlet yang benar-benar sangat serius dan bekerja keras baik saat latihan maupun di atas ring. Apalagi saya orang baru di dunia tinju. Ternyata benar-benar menantang,” kata Ketua Prada, salah satu tim Relawan Prabowo – Gibran pada Pilpres yang lalu ini.
“Terima kasih ya, adik-adik semua. Kalian luar biasa,” ujar Osco dan Selly Selowati, salah satu wakil ketua umum sambil mengacungkan jempolnya ke para atlet dan pelatih.
Hanya Dua Menit Petinju Malaysia Bertekuk Lutut
Dari lima petinju yang berjuang di atas ring, semua pulang bawa hasil. Yang membanggakan tiga di antaranya meraih medali emas. Dua lainnya berbagi satu perak dan satu perunggu.
Ketiga atlet Timnas Tinju Indonesia yang mendulang medali emas masing-masing Yosua Holy Masihor di kelas 54 Kg, Elizer Gonzales kelas 60 Kg dan Alvino Caesar, dari 75 kg.
Dari tiga medali emas yang diraih, pencapaian Holy sangat menakjubkan. Petinju asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini hanya butuh waktu dua menit untuk memukul jatuh lawannya di ronde pertama.
Tiga kali pukulan uppercutnya mendarat di antara tulang rusuk Najmuddin Bin Abdul Rahman.
Pukulan itu membuat lawan yang berasal anggota Tentara Kerajaan Malaysia, berlutut menahan sakit. Holly yang berada di sudut biru dinyatakan menang setelah wasit menghitung sampai 10.
Sebelumnya pada PON XXI Aceh – Sumut 2024 lalu, Holy juga meraih medali emas di kelas 54 Kg. Di final dia mengalahkan seniornya, Aldom Sugoro, petinju asal DKI Jakarta peraih medali emas SEA Games 2017 Kuala Lumpur.
Ayah Holy juga mantan petinju Indonesia, Dufri Masihor. Prestasinya juga mentereng. Peraih medali emas SEA Games 1997. Purnawirawan TNI AD ini kini menjadi pelatih.
Dufri bersama Vinky Montolalu mendampingi petinju Indonesia berjuang di Negeri Jiran, Malaysia. Dua peraih medali emas lainnya yakni Elizer Gonzales dan Alvino Caesar. Elizer mengalahkan petinju tuan rumah, Muhammad Ridzuan Bin Johari. Sementara Alvino menang angka juga dari petinju Malaysia, Mohd Firdaus Bin Azis.