Silaturahmi Paskibraka Tahun 1986 Pegang Teguh Kebersamaan dan Semangat Nasionalisme

Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman menerima kunjungan mantan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tahun 1986, pada 26 April 2025, di Jakarta.

Para mantan anggota yang pernah mengibarkan Sang Saka Merah Putih dengan penuh kebanggaan itu kembali berkumpul setelah lebih dari tiga dekade. Kala itu Marciano menjadi Komandan Paskibraka pada Upacara Bendera 17 Agustus 1986 di Istana Negara.

Kunjungan ini sekaligus menjadi ajang silahturahmi pelepas rindu, mempererat kembali tali persaudaraan, serta mengenang masa-masa saat mereka berlatih dengan disiplin tinggi demi tugas mulia sebagai pengibar bendera pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Meskipun kini beberapa dari mereka telah meniti karier di berbagai bidang, namun semangat kebersamaan dan nasionalisme tetap menyala dalam diri masing-masing.

Ketua Umum KONI Pusat sampaikan rasa terima kasih kepada para mantan anggota Paskibraka tahun 1986, dan berharap akan berkumpul dengan formasi yang lebih lengkap.

“Terima kasih kepada anggota Paskibraka angkatan 86, tidak terasa 39 tahun berlalu, saat ini saya menjadi Ketua Umum KONI dan ini memberikan saya peluang untuk berkunjung ke setiap provinsi di Indonesia dan mungkin pada kesempatan itu menjadi peluang untuk saya bisa bertemu dengan teman-teman Paskibra angkatan 86 di provinsinya masing-masing.,” ungkap Ketum KONI Pusat.

“Saya merasa karier saya bisa sampai saat ini karena saya pernah menjadi Komandan Paskibraka, karena tidak semua perwira mendapatkan kesempatan itu. Bertemu kembali dengan teman-teman saya, membuat saya bersemangat, itulah perjalanan sejarah yang menjadi cerita kebanggaan untuk kita semua. Semoga tahun-tahun berikutnya kita bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan anggota yang lebih lengkap dan bertambah, saya selalu berdoa kita semua bisa sukses,” sambungnya.

Ketua anggota Paskibraka tahun 1986 asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budi Santoso menyampaikan rasa syukur dan membagi kesan pada saat menjadi anggota Paskibraka tahun 1986.

“Saya berterima kasih dan bersyukur sudah diberikan waktu oleh Pak Marciano, tentunya momentum kita melaksanakan pelatihan bersama itu masih terkenang hingga saat ini, dimana kita diajarkan kemandirian serta kedisiplinan yang bisa kita wariskan ke anak dan cucu kita masing-masing, jiwa kebangsaan Merah Putih masih terus ada di dada kita semua, kita semua tentu merasa bangga bisa mengibarkan pada saat hari pelaksanaan, kita membawa Bendera Merah Putih yang mana itu menjadi salah satu simbol kebanggaan Indonesia.,” tegas Budi.

Tidak hanya rasa nasionalisme yang tinggi, namun warisan kedisiplinan berhasil diturunkan ke anak salah satu anggota Paskibraka Putri tahun 1986  asal Maluku Wendy Pelupessy .

“Kedisiplinan yang diajarkan itu terbawa sampai sekarang, saya juga bersyukur melalui tahap itu saya bisa sampai menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, itu juga mulai penempatan dan tidak mudah, tekanan yang luar biasa tetapi kita sudah melalui itu dari Paskibraka. beryukur karena tempaan itu saya bisa ada sampai saat ini, dan hal itu turun ke anak saya yang menjadi Paskibraka. menurunkan disiplin ke generasi penerus, dan paling penting kebersamaan serta kekompakan.,” jelas Wendy.

Acara silaturahmi ini di isi dengan bincang santai mengenang masa pelatihan, hingga bernyanyi bersama. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat Paskibraka bukan hanya berhenti saat tugas pengibaran bendera selesai, namun menjadi bagian dari nilai-nilai kehidupan yang terus dipegang hingga kini. Diharapkan pertemuan ini dapat terus berlanjut, sehingga jalinan persaudaraan tetap terjaga.

Menjadi Paskibraka di Tanah Air bukanlah hal yang mudah, halangan serta rintangan tentu ditemukan disetiap kegiatan pelatihan.

“Kita dari satu rahim, yaitu rahim 86, saya menambahkan ada satu desa yang namanya Desa Bahagia. Kita ditempa selama satu bulan dengan berbagai ilmu yang belum saya dapatkan. Saya disitu masih sendiri karena Papua masih satu provisinsi Irian Jaya, disitu Pak Marciano sebagai Komandan Pasukan (Danpas) memberikan banyak masukan kepada saya, halangan rintangan kita jalani, disitu saya menyadari bahwa saya masih banyak kekurangan, disitu saya sangat berbahagia dimana saya mendapatkan ilmu pengetahuan yang besar. Kita cium bendera sampai menangis saya merasa bersyukur sampai sekarang.,” seru Solidavid M. Ansanay salah satu anggota asal Irian Jaya.

Kedisiplinan yang tinggi menjadikan para anggota menjadi pribadi yang sukses dimasa sekarang, pengalaman tersebut disampaikan oleh Vera Veria Syamsi yang juga anggota Paskibraka Putri asal Lampung.  

“Pelajaran terbesar yang sudah disampaikan oleh teman-teman adalah disiplin yang luar bisa. sebelum masuk Paskibraka saya ga pernah bangun jam 4 pagi untuk lari, awal-awal berat tapi lama-lama sudah jadi terbiasa. Kebersamaan yang luar biasa, setiap istirahat kami bernyanyi di pinggir lapangan, pertunjukan bakat yang menyenangkan, jadi walaupun hampir sebulan sepanjang hari kita latihan sampai kulit menghitam tapi menyenangkan tidak ada rasa  capek, mungkin karena masih muda, meskipun malem kita ada pelajaran kebangsaan. Kita juga belajar kerapihan, jadi saat kita sarapan, kamar kita disidak, kalau tidak rapih nanti dikasih kalung tulang, kalau rapih dikasih tulang Garuda. Betul-betul pelajaran untuk menata segalanya lebih baik, kebersamaan, kedisiplinan, sampai sekarang yang paling menyenangkan adalah kebersamaan.,” Kata Vera.

Semangat kebersamaan disampaikan juga oleh salah satu perwakilan anggota Paskibraka yang hadir dalam acara silaturahmi hari ini.

“Pola pelatihan Paskibraka saat itu masih terbawa hingga saat ini, kedisiplinan menjadi yang utama, dari pelatihan yang kami terima menghasilkan rasa kebersamaan yang tinggi serta tali persaudaraan masih terus kita jaga, meskipun kini sudah berpencar masing-masing. Sesuai dengan tujuan Paskibraka adalah membangun sebuah kepemimpinan bagi pemuda-pemudi Indonesia ini bisa diterapkan hingga kedepan,” ujar Yubasri salah satu mantan anggota Paskibraka tahun 1986 asal Aceh.

Refleksi persatuan, semangat kebangsaan, dan pengabdian kepada negara yang telah dibangun  oleh para mantan Paskibraka ini, diharapkan dapat diwariskan kepada generesi penerus bangsa, dengan memegang teguh semangat persatuan dan nilai-nilai Pancasila.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *