Atlet Angkat Besi Indonesia Eko Yuli Irawan Pertajam Rekor pada PON XXI Aceh-Sumut
Bertanding mewakili Jawa Timur, atlet angkat besi kebanggaan Indonesia Eko Yuli Irawan berhasil meraih emas sekaligus mempertajam rekor pada kelas 67 kg putra atas nama dirinya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 yang diselenggarakan di GOR PABSI ‘Seuramoe Angkat Besi Harapan Bangsa’ Kompleks SHB, Banda Aceh.
Pria kelahiran Lampung 24 Juli 1989 itu mencatatkan angkatan terbaik Snatch 138 kg, Clean & Jerk 171 kg dan total angkatan 309 kg. Ia mempertajam sebuah rekor PON Clean & Jerk atas nama dirinya, yang diraih pada PON XX/2021 Papua dengan berat 170 kg.
Adapun sebagai juara PON XX/2021 Papua kelas 67 kg, Eko Yuli juga mencatatkan rekor PON Snatch 143 kg dan total angkatan 313 kg, yang masih bertahan hingga saat ini. Rekor nasional kelas 67 kg putra juga masih dipegang Eko dengan Snatch 146 kg, Clean & Jerk 177 kg dan total angkatan 323 kg yang diraihnya pada Babak Kualifikasi PON XXI Aceh–Sumut yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 2023.
Eko yang berusia 35 tahun saat PON XXI, merupakan atlet kebanggaan Indonesia yang berlaga pada 5 Olimpiade, yakni Olimpiade 2008 di Beijing, Olimpiade 2012 di London, Olimpiade 2016 di Rio De Janeiro, Olimpíade 2020 di Tokyo dan Olimpiade 2024 di Paris.
Kompetitornya di PON XXI, mencatatkan total angkatan 287 kg untuk medali perak yang diraih oleh M.Nur Fuad dari Jawa Barat sedangkan peringkat ketiga ditempati Harjianto dari Lampung dengan total angkatan 168 kg.
Berkat persaingan ketat, Eko mempertajam rekor PON miliknya meski belum pulih 100% dari cedera. “Target saya memang emas, bukan pecah rekor karena kondisi juga belum pulih pasca cedera di Olimpiade. Tapi karena tadi Jawa Barat (M.Nur Fuad) pasang angkatan 170 kg saya harus di atasnya. Alhamdulillah tadi berhasil,” jelasnya pasca tampil pada tanggal 5 September 2024.
“Saya hanya latihan sekitar 10 hari setelah pulang dari Olimpiade,” kata Eko menjelaskan akibat cedera yang dialaminya harus lebih banyak menghabiskan waktu untuk pemulihan cedera. “Latihan pun hanya angkat 130 kg, 150 kg, belum pernah 160 kg. Dengan pemulihan sangat singkat kita adu mental saja di sini. Terus sempat semprot untuk mati rasa tadi,” sambungnya di Media Center GOR PABSI.
Di kancah internasional, Eko Yuli kerap mempersembahkan medali emas. Ia meraih emas pada SEA Games sebanyak 7 kali; tahun 2007 di Nakhon Ratchasima, tahun 2009 di Vientiane, tahun 2011 di Jakarta-Palembang, tahun 2013 di Naypyidaw, tahun 2019 di Filipina, tahun 2021 di Vietnam, tahun 2023 di Kamboja. Hanya tahun 2015 absen dan tahun 2017 di Kuala Lumpur meraih perak.
Medali emas lainnya ia persembahkan untuk Indonesia pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Kejuaraan Dunia di Ashgabat tahun 2018, Universiade di Shenzhen tahun 2011, Islamic Solidarity Games tahun 2017 di Baku dan tahun 2013 di Palembang, International Fajr Cup di Tehran 2020, World Junior Championships tahun 2009 di Bucharest dan tahun 2007 di Praha.