Bincang Santai tentang Olahraga Layar Indonesia
Salah satu olahraga prestasi yang dipertandingkan pada Olimpiade adalah layar. Olahraga outdoor tersebut pertama kali dipertandingkan pada Paris Games tahun 1900. Pembinaan prestasi olahraga Olimpiade tersebut sangat penting untuk Indonesia.
Induk organisasi yang menaungi pembinaan olahraga Layar di Indonesia adalah Pengurus Besar Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PB.Porlasi). Organisasi tersebut merupakan anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
Pembinaan olahraga saat ini dirasakan terkendala karena adanya wabah Corona yang mendunia. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) PB.Porlasi Wirontono Wardojo.
Corona dan Kegiatan Layar
Ia juga menjelaskan bahwa dampak tersebut juga dirasakan seluruh dunia. Pasalnya, organisasi internasional layar yakni World Sailing juga meninggalkan kegiatan fisik dengan video conference.
Terakhir World Sailing membuat video conference tentang pelatihan dan pengembangan olahraga layar. Kegiatan berjudul “World Sailing Training & Development”, digelar pada 28 April lalu. Secara umum presentasi yang disajikan World Sailing membahas tentang pembinaan olahraga layar secara berjenjang melalui sekolah berlayar.
Wirontono memuji kegiatan tersebut. Namun begitu, ada hal mendasar yang perlu dibenahi dalam olahraga Layar di Indonesia. Hal tersebut adalah pandangan mendasar terkait olahraga ini yang justru mengesampingkan hal dasar. “Memang ada perbedaan antara orang layar di Indonesia dan Eropa.”, bukanya.
Pembinaan Layar Saat ini
Pembinaan berjenjang belum terwujud baik di Indonesia karena sebagian besar tidak ikuti jenjang pembinaan dengan baik. “Mereka (Eropa dan Australia) selalu berpikir back to basic kembali ke pokoknya”, jelas Sang Kabid menjelaskan idealnya.
“Kalo orang layar Indonesia ini pikirkan langsung prestasi.”, terangnya menyayangkan keinginan banyak orang untuk instan. Semua harus bertahap dan diawali dengan menguasai basic yang menurutnya paling penting. “Training itu ada levelnya, ada basic, intermediate dan advanced”, katanya.
Kondisi pembinaan layar di Indonesia juga terkendala pendanaan. Saat ini olahraga layar memiliki sponsor yang minim walaupun tidak di tengah wabah Corona. Alhasil, pembinaan dilakukan belum begitu optimal.
Yang menjadi andalan biasanya adalah atlet yang mendapat dukungan baik dari keluarga. Dengan dukungan tersebut, sang atlet dapat membiayai dirinya berlatih. “Yang dengan biaya sendiri, atletnya jago semua.”, cerita Wirontono.
PON
Selain itu, Wirontono menjelaskan tentang olahraga layar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan digelar. Layar sendiri direncanakan akan dihelat di Kota JayapurTerkait ditundanya PON XX 2020, PB.Porlasi menyerahkan penyesuaian persiapan kepada KONI Provinsi.
Terkait PON XX 2020, Wirontono menceritakan kendala dalam hal pengiriman atlet. “Aturannya, peringkat lima besar kualifikasi dikirim ke PON, tapi banyak ranking 4-5 ga dikirim, alasannya biaya ke Papua mahal.”, jelasnya. “Bukan hanya di layar tapi cabor lain juga.”, tegasnya menyayangkan kondisi yang terjadi.
Ia juga jelaskan bahwa pada PON di Jawa Barat, pernah terjadi olahraga Layar hanya diikuti empat kontingen. Karena minimal lima, maka cabang olahraga Layar hampir tidak dipertandingkan. Wirontono berharap hal tersebut tidak terulang kembali.
Memasyarakatkan Olahraga Layar
Dalam rangka meningkatkan pembinaan olahraga layar maka juga dibutuhkan memasyarakatkannya. Olahraga tersebut perlu diketahui banyak orang dan menjadi populer di masyarakat. Video menjadi salah satu solusi untuk perkenalkan layar ke masyarakat.
“Layar itu susah karena di laut.”, bukanya menjelaskan kendala bagi para penonton. Wirontono merencanakan akan membuat video rekaman layar secara langsung (live streaming) kepada penonton.
Harapannya tentu membuat olahraga yang dibina PB.Porlasi ini populer. Dengan populernya olahraga maka sponsor akan hadir untuk membantu pembinaan atlet.