Tiga Agenda Rutin PBSI Masih Belum Ada Kejelasan
PBSI memiliki tiga agenda rutin yang mereka adakan setiap akhir tahun, yaitu pelaksanaan Kejuaraan Nasional, Musyawarah Nasional/Musyawarah Kerja Nasional dan Promosi dan Degradasi Atlet. Namun, dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, PBSI masih belum mengetahui apakah ketiga agenda tersebut dapat terlaksana.
Apalagi, masa kepengurusan PBSI dibawah kepemimpinan Ketua Umum Wiranto pun akan berakhir tahun ini. Dan berdasarkan jadwal, harusnya Musyawarah Nasional PBSI akhir tahun ini diselenggarakan guna memilih pemimpin untuk empat tahun ke depan. PBSI pun mengirim surat ke KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) untuk menunda penyelenggaraan Munas hingga enam bulan akibat pandemi Covid-19.
“KONI sudah mengirim surat untuk mengingatkan PBSI mengenai periode kepengurusan yang selesai akhir tahun ini. Tapi waktu itu wabah Covid-19 belum berkembang. Setelah ada pandemi dan melihat situasi, ketua umum meminta izin perpanjangan paling lama selama enam bulan, dan sampai sekarang kami belum mendapat jawaban dari KONI,” jelas Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PP PBSI dikutip dari Badminton Indonesia.
Selain itu, pelaksaan Munas di akhir tahun juga tentunya akan berpengaruh pada komposisi pengurus PBSI, pelatih dan atlet di pelatnas. Apalagi mengingat tahun depan akan banyak sekali kegiatan olahraga yang akan berlangsung, seperti Olimpiade Tokyo, Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman dan kejuaraan dunia. Sebagian besar turnamen yang batal pun membuat PBSI kesulitan untuk menentukan kriteria promosi dan degradasi atlet. Mengingat salah satu penilaian atlet adalah pencapaian mereka di turnamen-turnamen yang mereka ikuti.
“Situasi saat ini masih tidak menentu, jadi semua saling menunggu, belum ada keputusan mengenai promosi dan degradasi. Kalau menurut AD/ART seharusnya ada promosi dan degradasi di setiap akhir tahun, tapi kami sulit menentukan dasarnya karena atlet tidak mengikuti turnamen,” timpal Budiharto.
Untuk rencana pertandingan tahun depan, PBSI pun telah menyusun strategi pengiriman pemain dengan skala prioritas. Prioritas pertama mereka tahun depan adalah olimpiade, lalu Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman dan selanjutnya kejuaraan perorangan seperti kejuaraan dunia dan All England.