Catur Jadi Sorotan: Atlet Tuli Indonesia Tampil Gemilang di SEA Deaf Games 2025
Jakarta, 26 Agustus 2025 – Yemima Christina
Gelaran 2nd Southeast Asia Deaf Games 2025 yang dilakukan pada Tanggal 20-26 Agustus 2025 baru saja usai dengan penuh semarak di Jakarta, menandai sebuah pencapaian besar sebagai ajang olahraga terbesar yang khusus diperuntukkan bagi atlet tuli di kawasan Asia Tenggara.
Acara yang digelar di GOR Universitas Negeri Jakarta ini tidak hanya menjadi tempat bertanding antarnegara, tetapi juga menjadi momen berharga yang mempererat ikatan persaudaraan dan menunjukkan semangat juang luar biasa dari para atlet tuli.
Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini merupakan kesempatan berharga untuk memperkuat persaudaraan dan mempromosikan olahraga inklusif. Salah satu cabang olahraga yang menarik perhatian di acara ini adalah catur, yang melambangkan kecerdasan dan strategi di kalangan atlet tuna rungu.
Piero, Ketua Koordinator Cabang Olahraga Catur Indonesia, mengungkapkan kebahagiaannya karena Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah ajang olahraga tingkat ASEAN khusus bagi para atlet tuli. “Ini adalah momen bersejarah yang diadakan di Indonesia khusus untuk kontingen tuli. Kami melihat adanya kesetaraan di sini.” jelas Piero.
Piero juga menegaskan pentingnya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak agar para atlet tuli Indonesia dan negara-negara lain dapat berkompetisi dengan optimal.

Ia berterima kasih kepada NOC, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta yang telah memberikan dukungan penuh dalam penyelenggaraan SEA Deaf Games kali ini.
Terkhusus penyelenggara 2nd Southeast Asia Deaf Games 2025 megucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada KONI Pusat yang telah mendukung dan membimbing publikasi serta turut hadir dalam acara penutupan SEA Deaf Games 2025.
Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman diwakili oleh Tirto Prima Putra hadir dalam acara tersebut sebagai bentuk dukungan.
Sementara itu, Pumala, Ketua Kontingen Indonesia, berharap agar pada SEA Deaf Games berikutnya di Malaysia tahun 2027, atlet Indonesia tidak hanya berpartisipasi tetapi juga meraih prestasi gemilang sebagai juara umum. Melihat antusiasme dan kerja keras atlet serta panitia, Indonesia pun diprediksi siap menjadi tuan rumah kembali pada 2029.
Melalui momentum ini, komunitas tuli di Asia Tenggara semakin diperkuat dari segi persaudaraan dan sportivitas. Harapannya, generasi muda penyandang tuli dapat terinspirasi untuk terus berjuang menembus batas dan mengukir prestasi yang membanggakan di tingkat internasional serta menjadikan olahraga sebagai media pemersatu bangsa dan kawasan.