Dorong Strategi Pembinaan Cabor Unggulan, KONI Pusat Gelar FGD

Indonesia targetkan masuk peringkat lima besar Olimpiade pada Tahun 2044, menjelang perayaan 100 tahun kemerdekaan. Artinya dibutuhkan atlet-atlet yang meraih medali emas pada Olimpiade. Atlet-atlet tersebut lahir dari pembinaan di dasar, tingkat klub pada kabupaten/kota.

Salah satu potensi yang harus dimanfaatkan adalah jumlah penduduk Indonesia yang tersebar di lebih dari 500 kabupaten/kota. Undang-undang nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan telah mengamanatkan kewajiban kabupaten/kota sebagai pemerintah daerah (Pemda) tingkat II untuk minimal membina dua cabang olahraga unggulan.

Organisasi pembinaan olahraga di bawah naungan KONI perlu bersama-sama mengembangkan cabang olahraga unggulan. “Kita berada di garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia lima besar Olimpiade. Satu langkah tepat dan strategis adalah bersama membagi fokus pembinaan cabang olahraga di seluruh Indonesia melalui cabor unggulan,” sebut Wakil III Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Drs.Tursandi Alwi saat membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Pedoman Pemetaan Cabor Unggulan.

“Bayangkan jika 1 kabupaten/kota tekun dan serius membina 1 cabang olahraga Olimpiade dan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON),” sebut Tursandi optimistis di Hotel Milenium Tanah Abang, Jakarta pada Hari Rabu tanggal 2 November 2022.

Tursandi juga sampaikan agar cabang olahraga unggulan dibagi juga dengan menyesuaikan potensi dan keragaman daerah, mengingat perbedaan karakter dan budaya yang ada. Pengurus organisasi pembinaan olahraga perlu memberikan masukan tepat kepada Pemda terkait cabang olahraga unggulan daerahnya masing-masing. Di samping itu Tursandi berharap dukungan Pemda.

“Pemda dapat memberikan dukungan kepada program pembinaan, kompetisi dan juga infrastruktur,” sebutnya pada kegiatan yang dihadiri perwakilan induk cabang olahraga dan beberapa perwakilan KONI Provinsi.