Ketua KONI Pusat Kenalkan Giring Nidji Olahraga Berkuda

Giring Nidji dan keluarganya melihat pertandingan ECL

Sabtu Tanggal 7 Maret 2020 bukanlah hari yang biasa untuk Adria Pratama Mulya (APM). Tak hanya sedang menjadi venue penyelenggaraan Equestrian Champions League (ECL), seorang figur yang belum ada kaitannya dengan olahraga berkuda hadir berkunjung.

Adalah Giring Ganesha atau yang akrab dipanggil Giring Nidji, hadir ke APM. Vokalis Nidji ini datang ke Tigaraksa bersama dengan istri dan anak-anaknya. Sejak pagi hari, keluarga Giring menikmati pengalaman olahraga berkuda Equestrian di APM.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman selaku tuan rumah di APM menyambut sang tamu dengan baik. Giring bersama keluarganya diajak berkeliling melihat kandang kuda, tempat peternakan, memberi makan kuda, melihat venue dan sebagainya.

Marciano menjelaskan banyak tentang aspek dalam berkuda. Ketika berkunjung ke kandang kuda poni, anak-anak diizinkan memberikan makanan. Ketua Umum KONI Pusat mengajarkan cara memegang wortel yang sudah pendek ketika memberikan kuda makan. Cara yang diajarkan digunakan untuk hidari tergigit kuda.

Anak Giring sedang berikan makan ke kuda poni

Setelah dari tempat kuda poni, Marciano mengantar ke tempat peternakan kuda. Pada tempat tersebut, kuda hamil tinggal. Ketika sudah melahirkan, sang ibu dan anak tetap tinggal dalam satu kandang.

Keluarga Giring memuji salah satu kuda berwarna hitam yang sedang hamil. Mereka suka dengan warna hitam yang mengkilat. Marciano jelaskan jika kuda bulunya mengkilat maka kuda tersebut sehat.

Tak lupa Marciano jelaskan bahwa induk-induk unggul akan menghasilkan anak kuda yang juga unggul. Salah satu yang ia jelaskan adalah kuda betina bernama Lisa. Putri sulung Marciano merupakan atlet berkuda, bersama Lisa, keduanya sempat raih juara.

Sejarah menarik ketika ikuti kejuaraan pun tak lupa dijelaskan Sang Ketua Umum KONI Pusat. “Dulu Lisa ini ditunggangi di Kejuaraan Oman, saat itu penunggangnya semua laki-laki, hanya putri saya yang merupakan atlet perempuan.”, kenang Marciano.

Giring Nidji beserta keluarga juga melihat pertandingan ECL, ia pun berkomentar. “Hari ini saya melihat atlet dan kudanya bener-bener kaya menyatu, dan ini merupakan pengalaman tak terlupakan seumur hidup saya dan keluarga saya.”. Giring pun menyampaikan bahwa anak-anaknya tertarik menjadi penunggang kuda.

Hal tersebut membuktikan bahwa olahraga harus diperkenalkan sedini mungkin. Jika bakat dapat disalurkan dan dibina dengan baik sejak kecil, ke depannya Indonesia akan miliki banyak patriot unggul yang akan mengharumkan nama bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *