Ketum KONI Pusat Usulkan PON XX Papua Merujuk pada Level PPKM

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua tak lama lagi akan dimulai. Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menggelar rapat membahas perhelatan akbar tersebut. Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. memimpin rapat yang diselenggarakan secara virtual tanggal 17 September 2021.

Dalam rapat, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman tegaskan bahwa protokol kesehatan ketat menjadi kunci keberhasilan PON XX Tahun 2021 di Papua. “Keberhasilan PON XX sangat-sangat bergantung pada protokol kesehatan ketat, atlet-atlet sudah mulai karantina,” terangnya.

Terkait teknisnya, Ketua Umum KONI Pusat usulkan agar penyelenggaraan PON XX merujuk pada level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) klaster tempat penyelenggaraan pertandingan. Hal tersebut juga dilakukan ketika penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, penyelenggaraannya merujuk ‘State of Emergency’ yang ditetapkan pemerintah setempat.

Adapun seluruh klaster, baik Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke menyandang status PPKM level 3. Pada Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang PPKM, sudah ada aturan bagi kegiatan olahraga. Misalnya jumlah yang diizinkan berada di dalam fasilitas olahraga.

Ketua Umum KONI Pusat usulkan agar jumlah orang yang diizinkan merujuk peraturan PPKM. Salah satu yang disinggung adalah upacara pembukaan PON XX, diharapkan 25% orang yang hadir dari kapasitas sudah termasuk tamu undangan, petugas, atlet dan penonton.

Selain merujuk PPKM, para kontingen yang hadir di Papua juga dibatasi mobilisasinya. Baik atlet, pelatih dan ofisial hanya boleh ke tempat pertandingan dan tempat penginapan dengan kendaraan yang sudah disediakan. Ruang gerak mereka dibatasi demi melindungi dari potensi penularan Covid-19.

Di luar laporan dan masukan yang disampaikan, ada juga beberapa harapan dari peserta rapat. Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) Mayjen TNI (Purn.) Dr.Suwarno sampaikan harapan agar konsumsi dapat segera mendapatkan dukungan dari APBN.

Dengan belum adanya dukungan anggaran untuk konsumsi, maka belum ada kejelasan lebih rinci. “Kita belum tau menu makanan yang akan diberikan, yang kita takuti kebutuhan kalori mereka (atlet Rugbi) tidak tercukupi,” kata Yudha Ramon mewakili Cabor Rugbi.

Tak lupa dijelaskan juga bahwa kapasitas laboratorium untuk test PCR sangat terbatas. Padahal PCR dibutuhkan sebagai syarat penerbangan. Suwarno jelaskan bahwa laboratorium di Jayapura hanya bisa memfasilitasi 200 orang setiap harinya. Oleh karenanya, kendala tersebut perlu diantisipasi.

Technical Delegate (TD) yang hadir juga menyampaikan laporan dan pendapatnya. Salah satu Venue yang belum tuntas 100% selain sepak bola putri di Merauke, Rugbi dan Terbang Layang adalah menembak outdoor di Sentani, Kabupaten Jayapura. TD menembak Henry Oka jelaskan saat ini tengah proses peningkatan keamanan.

“Yang ditambahkan safety tanggul di belakang Perum AURI dan penambahan safety di backstop outdoor dan sudah dalam progres,” terangnya yang sudah di Jayapura guna mengawal pengerjaan tersebut. 

Ada juga TD yang berharap akan apresiasi terhadap kerja yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir. Disampaikan bahwa panitia pelaksana yang sudah bekerja setiap hari belum mendapatkan apresiasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *