KONI Pusat Buka Peluang Kerja Sama Pembinaan Olahraga Dengan Korea Selatan
Geraksport.com – Taekwondo merupakan salah satu bela diri yang populer di masyarakat Indonesia. Tak hanya populer, Taekwondo juga merupakan olahraga prestasi yang pernah harumkan nama bangsa Indonesia. Pada Asian Games 2018 di Indonesia, Defia Rosmaniar meraih emas untuk Indonesia.
Terakhir pada South East Asia (SEA) Games 2019 di Filipina, walaupun belum berhasil meraih emas kontingen Indonesia berhasil bawa total 10 medali, 2 perak dan 8 perunggu.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat sebagai wadah seluruh organisasi cabang olahraga pun turut membahas masa depan pembinaan olahraga Taekwondo. Pada Rabu 26 Februari 2020, Ketua Umum KONI Pusat menerima kunjungan Kukkiwon, kantor pusat organisasi Taekwondo yang ditetapkan Pemerintah Korea Selatan.
Hadir mewakili Kukkiwon, Mon Dae Sung (Juara Dunia Taekwondo) yang sedang keliling dunia melakukan inspeksi Taekwondo. Mon Dae Sung sampaikan bahwa ia suka dengan Indonesia, menurutnya atlet Indonesia seperti permata, hanya butuh dipoles sedikit untuk menjadi bersinar.
Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman sampaikan keinginan Indonesia untuk belajar pembinaan atlet dari Korea. Salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas pelatih di Indonesia. “Berharap Mon Dae Sung bisa hubungkan KONI Pusat dengan KONI-nya Korea agar ke depannya bisa kerja sama untuk peningkatan kualitas pelatih dan lainnya.”, jelas Marciano.
Marciano percaya dengan pendidikan terutama sport science yang baik maka prestasi olahraga juga akan meningkat. “Saya harapkan prestasi olahraga Indonesia maju seperti Korea.”, tegas Marciano.
Dalam memajukan olahraga, Marciano sadari pentingnya universitas khusus olahraga. “Saya ingin Indonesia punya universitas olahraga seperti Korea.”, sebut Ketua KONI Pusat. Kerja sama dengan Korea perlu dibicarakan lebih lanjut.
Mon Dae Sung jelaskan bahwa sepertiga medali Korea diraih dari universitas olahraga. Ia percaya Indonesia juga dapat meningkatkan prestasi olahraga jika meniru Korea. Sesampai Mon Dae Sung di Korea, ia akan hubungi universitas olahraga yang dimaksud.
Pada akhir pertemuan, Mon Dae Sung apresiasi visi KONI Pusat dalam mendorong peningkatan kualitas pembinaan. Ia jelaskan bahwa Korea susah sebelum 1998, namun setelah Olimpiade 1998 di Korea, bantuan banyak datang. Momentum Olimpiade dimanfaatkan dengan baik oleh Korea Selatan.