KONI Pusat Diharapkan menjadi Jembatan Kerja Sama Pengembangan Sport Science dan Sport Industry dengan Jerman

Bicara olahraga prestasi, maka diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni secara keilmuan dan juga ekosistem olahraga yang kuat berkat mapannya industri olahraga Tanah Air. Hal tersebut menjadi atensi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat selaku induk organisasi pembinaan olahraga prestasi di Indonesia. Salah satu rujukan negara yang olahraga dan industrinya maju adalah Jerman.

Waketum IV KONI Pusat Vivin Cahyani Sungkono diterima audiensi oleh Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroeseno pada 4 April 2024 di KBRI Berlin. Memiliki perhatian membangun olahraga Indonesia, Dubes Arif Havas Oegroeseno membuka kesempatan kerja sama antara fakultas olahraga beberapa universitas di Indonesia dengan universitas negeri di Jerman. Peran KONI Pusat menginisiasi dan melakukan koordinasi agar terjalin kerja sama yang bertujuan meningkatkan kualitas sport science Indonesia.

“Kami apresiasi kepada Pak Dubes yang membuka diri untuk membantu kerja sama bidang olahraga antara universitas di Indonesia dengan universitas di Jerman melalui KONI Pusat. Nantinya, KONI Pusat dapat memberikan referensi untuk kerja sama tersebut. Saat ini sudah mulai inventori universitas mana saja yang ada fakultas olahraganya,” jelas Vivin.

Salah satu bentuk dari kerja sama dengan universitas di Jerman adalah program beasiswa pasca sarjana (S2/master dan S3/ doktoral) melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Harapannya lulusan Jerman dapat berkontribusi bagi pengembangan olahraga di Tanah Air, dan bisa juga menjadi pengajar.

Dijelaskan bahwa beberapa universitas di Tanah Air telah memiliki kerja sama dengan universitas di Jerman, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga. Namun begitu, kerja samanya terkait dengan bidang teknik.

Diingatkan juga oleh Duber RI di Jerman agar kerja sama dilakukan secara resmi, baik oleh Rektorat maupun mahasiswa. Pasalnya kerap terjadi hal tidak diinginkan yang disebabkan oleh oknum agen. Diantara masalah yang berpotensi muncul dan sudah kerap terjadi adalah Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Dengan terkoordinasi KONI Pusat dan Atase Pendidikan, maka kerja sama akan termonitor.

Tak kalah penting, Dubes Arif Havas Oegroeseno juga memberikan masukan terkait industri olahraga. “Beliau secara khusus membahas olahraga bersepeda dan menyinggung Indonesia sebagai produsen sepeda terbesar kedua di dunia setelah Cina, tapi sayangnya belum ada yang bisa masuk ke ajang bergengsi Tour de France,” ujar Vivin menceritakan.

“Pak Dubes juga meminta KONI Pusat menjembatani peran produsen sepeda dalam pengembangan atlet dan juga bisa memproduksi sepeda brand Lokal yang mumpuni bertarung di kompetisi kelas dunia,” sambungnya. Sebagai contoh adalah brand Decathlon yang sekarang telah mengeluarkan sepeda ke Tour de France, meskipun brand tersebut aslinya bukan produsen sepeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *