Legenda Denmark Sindir Mundurnya Indonesia Dari Piala Thomas dan Uber 2020

Sumber: Badminton Bladet

Legenda bulu tangkis Denmark, Jim Laugesen memberikan sindiran ke pada pemain Indonesia karena masih belum menerima diundurnya penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 ini. Dilansir dari Indosport, sejumlah legenda dan pakar bulu tangkis Denmark secara beramai-ramai menyuarakan pendapat mereka yang tidak setuju dengan keputusan Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF). Bahkan, Mathias Boe yang merupakan legenda ganda putra Denmark juga mendesak ke pada para petinggi BWF untuk mundur dari jabatan mereka usai mengumumkan penundaan ajang bergengsi tersebut.

Dalam sebuah tayangan di televisi, Laugesen menurun kalau ia merasa prihatin dengan pemain yang menyuarakan kalau Piala Thomas dan Uber 2020 diundur hingga tahun 2021 mendatang. Perkataannya itu disebut menyindir pemain Indonesia.

Sebelumnya, tim Indonesia mengumumkan pengunduran diri dari ajang tersebut karena situasi yang berubah dan kacau. Tanpa kehadiran tim Indonesia, BWF dipastikan akan mengalami kerugian dan menjadi kurang bergengsi karena kehilangan salah satu tim bulu tangkis terbesar di dunia.

“Tidak ada kondisi yang lebih baik yang dapat diciptakan di masa pendemi ini daripada di Piala Thomas dan Uber, itu berarti bahwa para pemain yang tidak merasa aman hanya akan bermain ketika vaksin telah tiba,” katanya pada Sport TV2. Ia melanjutkan, kalau ketidakamanan para pemain mengenai transportasi dan keamanan pada turnamen lagi juga tidak dapat dijamin 100 persen.

“Jika mereka menunggu sampai vaksin tiba, maka Badminton Denmark akan diolok-olok. Tapi kita akan lihat di Denmark Open, siapa saja yang berani main. Alangkah lucu jika misalnya para pemain Indonesia berbaris di sana,” timpalnya.

BWF memang menunda penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 yang rencananya akan diadakan pada awal Oktober mendatang di Aarhus, Denmark. Namun mereka tidak menunda agenda turnamen bulu tangkis Denmark Open yang akan digelar pada tanggal 13 hingga 18 Oktober mendatang di Odense, Denmark.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *