Museum Olahraga Surabaya jadi Salah Satu Rujukan Museum KONI Pusat

Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman bertekad membangun museum olahraga di kantor KONI Pusat. Setidaknya di dalam museum tersebut menampilkan saksi dan bukti sejarah tentang olahraga nasional, salah satunya menampilkan perjalanan Pekan Olahraga Nasional (PON) I/1948 di Surakarta.

Pada Kamis 7 Maret, Ketum KONI Pusat berkesempatan berkunjung ke Museum Olahraga Surabaya (MOS) di Surabaya, Jawa Timur. Museum yang beralamat di Jalan Indragiri No.6, Gelora Pancasila Kota Surabaya, diresmikan pada 8 Mei 2021 oleh Menteri Sosial RI Tri Risma Harini didampingi Walikota Eri Cahyadi. Adapun MOS digagas pada saat Tri Risma menjabat sebagai Walikota Surabaya.

Tujuan MOS untuk menghormati jasa Patriot Olahraga Surabaya yang telah berhasil mempersembahkan prestasi saat mewakili Indonesia pada kejuaraan internasional. Barang yang sangat bersejarah adalah salah satu busur Panah yang digunakan Tiga Srikandi Indonesia (Kusuma Wardhani, Nurfitriyana Saiman, dan Lilies Handayani) kala meraih perak Olimpiade 1988 di Seoul. Busur Panah berjasa untuk medali olimpiade pertama Indonesia sepanjang sejarah.

MOS juga menampilkan informasi dasar tentang olahraga, mulai beragam jenis olahraga seperti olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan sejarah pada kehidupan manusia.

“Selaku Ketum KONI Pusat, saya mengapresiasi dan memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya terhadap MOS yang membanggakan ini. MOS menampilkan informasi yang singkat dan menarik tentang olahraga dan secara khusus menampilkan konten bersejarah olahraga Surabaya,” kata Ketum KONI Pusat. Secara khusus Ketum KONI Pusat memberikan penghargaan kepada Tri Risma yang menggagas dan membangun MOS.

“Saya berharap, ide kreatif seperti ini akan ada di seluruh kabupaten/kota untuk menghargai para Partiot Olahraga dan juga memotivasi generasi muda mengukir sejarah dengan prestasi membanggakan.” tambahnya. Pada kunjungan tersebut, Ketum KONI Pusat didampingi Waketum I Mayjen TNI Purn Dr.Suwarno, Waketum II Mayjen TNI Purn Soedarmo, Wakabid Media & Humas Tirto P.P., Sekum KONI Jawa Timur Akmal Boedianto dan jajarannya.

“Satu hari nanti, KONI Pusat akan membangun museum yang salah satu rujukannya adalah MOS. Saya berharap museum KONI Pusat akan menampilkan sejarah tentang olahraga prestasi di Tanah Air, prestasi para Patriot Olahraga Indonesia dan juga informasi penting lainnya,” jelas Marciano mengapresiasi koleksi MOS.

Olahraga prestasi di Indonesia memiliki perjalanan yang panjang dan berkaitan erat dengan perjuangan bangsa. Setidaknya, nilai-nilai pada olahraga digunakan untuk mempersatukan bangsa yang terjajah menjadi satu kesatuan Bangsa Indonesia di era kolonialisme Hinda Belanda. Kala itu akhirnya para tokoh olahraga membuat multievent bernama Pekan Olahraga Ikatan Sport Indonesia (ISI) tanggal 15 Oktober 1938, yang mana dijadikan hari lahirnya KONI.

Saat Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah merdeka, Pekan Olahraga Nasional (PON) hadir sebagai bentuk perjuangan bangsa. Sebagaimana juga ditulis pada MOS, PON Pertama Tahun 1948 di Surakarta menjadi ajang pembuktian Indonesia kepada dunia akibat tidak dapat berpartisipasi pada Olimpiade XIV/1948 di London. Meski di tengah konflik yang disebabkan agresi militer Belanda, Bangsa Indonesia mampu menunjukan persatuan berbagai daerah melalui PON.

Terakhir adalah PON XX/2020 Papua yang menjadi ajang pembuktian Indonesia kepada dunia. Pertama membuktikan Papua bukan hanya bagian tak terpisahkan dari Indonesia, namun mampu mempersatukan saudara-saudari dari seluruh penjuru Nusantara untuk bersatu berprestasi pada multievent olahraga di tengah masa sulit pandemi Covid-19.

Ke depan, adalah PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara yang menjadi pertama digelar di dua provinsi, diikuti partisipasi 38 provinsi yang bertanding termasuk empat provinsi baru Daerah Otonom Baru (DOB), dan juga menampilkan 39 perwakilan saat defile, yakni dari Ibu Kota Nusantara (IKN). PON XXI digadang menjadi pemersatu Indonesia usai berbagai pemilu yang diikuti keberagaman pilihan masyarakat.

Harapannya masyarakat dipersatukan kembali dalam hangatnya suasana olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas. Setiap daerah fokus bersatu mendukung kontingennya masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *