PABSI Gelar Swab Test Atlet Pelatnas Hari Ini

Swab Test dilakukan di lokasi Pelatnas Angkat Besi

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para patriot bangsa yang akan bertanding angkat besi. Pelatihan Nasional (Pelatnas) Angkat besi tetap digelar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Tidak banyak orang yang dapat masuk ke lokasi Pelatnas yang berada di dalam Mess Kwini Mako Lanmar Jakarta.

Meski menerapkan protokol kesehatan yang ketat, deteksi Covid-19 tetap dilakukan kepada semua yang terlibat di Pelatnas. Hari ini, 23 September 2020 Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) menggelar Swab Test di lokasi Pelatnas. Swab Test digunakan karena akurasi yang lebih baik dalam deteksi Covid-19 ketimbang Rapid Test.

“Atlet berisiko terkena virus Corona jadi sebaiknya atlet itu diperiksa Swab secara reguler”, terang dr.Andi Kurniawan. Menurut Sang dokter spesialis olahraga yang juga pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, swab test idealnya dilakukan setiap 14 hari atau maksimal 1 bulan sekali.

Triyatno, Atlet angkat besi asal Kaltim

Seorang atlet Pelatnas asal Kalimantan Timur, Triyatno bersyukur dapat Swab Test. Meski dirasakan sakit namun ia sadari bahwa Swab Test sebagai deteksi dini sangat penting untuk kesehatannya. “Semoga atlet-atlet di sini semuanya tidak ada yang terpapar Corona”, harap atlet yang bertanding pada kelas 73 kg ini.

Pelatnas Angkat Besi Terapkan Protokol Ketat

Waketum PB.PABSI, Mayjen TNI Mar (Purn.) Djoko Pramono

Wakil Ketua Umum PABSI periode 2020-2025, Mayjen TNI Mar (Purn.) Djoko Pramono menyatakan bahwa Swab Test kali ini sesuai arahan Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua umum PB.PABSI dan Ketua umum KONI Pusat.

Djoko menjelaskan bahwa sebelumnya sempat digelar rapid test dan hasilnya baik, tidak ada yang reaktif. Pada swab test kali ini, Djoko optimis hasilnya juga akan baik karena protokol ketat yang telah diterapkan pihaknya. “Saya optimis karena di tempat kita ini, kita menerapkan protokol sangat ketat”, terang pria berusia 78 tahun ini.

“Sayang kalau anak-anak sudah 6 bulan latihan dan perkembangannya sangat menggembirakan, kalau kena virus Covid-19”, kata Djoko menyampaikan kekhawatirannya. Djoko juga menerangkan ketatnya aturan di Pelatnas. “di dalam asrama marinir tidak ada yang bisa keluar atau masuk tanpa melewati penjagaan”, tegasnya.

Ia mencontohkan jika pengantar makanan saja tidak diperkenankan masuk sehingga seseorang petugas akan mengambil makanan, menyemprot paket agar steril dan kemudian mengantar ke dapur. “Mereka tidak pernah keluar”, tegas Djoko menjelaskan ketatnya Pelatnas Angkat Besi.

Ketatnya protokol diakui oleh atlet Pelatnas. “Kita ga boleh keluar daerah sini, hanya ke tempat latihan, tempat makan dan bersosialisasi di kamar-kamar lain”, jelas Windy Cantika. Atlet berusia 18 tahun ini juga jelaskan bahwa tidak boleh ada orang yang masuk ke Pelatnas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *