Perbedaan Peran KONI dan Pemangku Kepentingan Olahraga Lainnya

Geraksport.com – Dalam dunia olahraga di Indonesia, sering terdengar banyak nama instansi yang bertanggung jawab pada olahraga. Beberapa diantara nama instansi tersebut seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Ketua KONI Pusat, Marciano Norman menjelaskan peran ketiga instansi tersebut. Intansi yang paling bertanggung jawab atas olahraga di Indonesia tentunya adalah pemerintah, yakni Kemenpora. “Pemangku kepentingan terkait dalam hal ini Tentunya yang paling atas Kementerian Pemuda dan Olahraga.”, sebut Marciano.

Regulasi yang mengatur tentang olahraga di Indonesia saat ini adalah undang-undang no. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pada pasal 32 ayat dijelaskan bahwa sistem keolahragaan nasional merupakan tanggung jawab Menteri. Selain itu, Menteri juga melakukan koordinasi dan mengawasi pengelolaan keolahragaan nasional.

Pada pasal 35 dan pasal 36 perundangan tersebut dijelaskan bahwa pemerintah dibantu instansi lainnya. Dalam pelaksanaan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi, pemerintah dibantu induk organisasi cabang olahraga yang mandiri dibentuk masyarakat.  Induk organisasi tersebut adalah KONI yang merupakan bagian dalam implementasikan kebijakan pemerintah bidang olahraga.

Peran KONI yang dijelaskan Sang Ketua yakni, “Meningkatkan prestasi olahraga atlet-atlet Indonesia dari semua cabang olahraga supaya mereka bisa membawa nama baik Indonesia pada ajang-ajang single event maupun event internasional”. Dalam meningkatkan prestasi, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan KONI sebagai wadah atau induk cabang olahraga.

Dalam meningkatkan prestasi, KONI sebagai wadah dapat mendorong cabang olahraga lakukan rekrutmen yang baik agar menjaring bibit atlet unggul. “Kita mendorong cabang-cabang olahraga untuk selalu melakukan rekrutmen atlet dengan cara yang terbaik, sehingga tidak ada satupun atlet-atlet baik di Indonesia yang tidak mendapat kesempatan.”, jelas Marciano.

Setelah rekrutmen, KONI juga fokus penataan pembinaan atlet. “Kita menata kompetisinya, juga menata sistem pelatihan mereka, kita mendorong cabang-cabang olahraga itu selalu melakukan evaluasi terhadap apa yang mereka sudah kerjakan.”, sebut Marciano. “Mereka juga mendapat kesempatan untuk melakukan training di luar negeri di mana cabang-cabang olahraga tersebut unggul.”, tambah Mantan Kepala BIN periode 2011 – 2015.

Ketika atlet sudah siap berlaga di tingkat internasional, maka KOI yang melakukan tugas berikutnya. “Kita perlu berkoordinasi dengan KOI yang akan membawa mereka (atlet) untuk mengikuti event internasional.”, jelasnya. “KOI mendampingi para atlet pada saat mereka berlaga di event internasional.”, tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *