Perjalanan Belasan Tahun Cinta Indonesia Open (CIO)

Tangerang, geraksport.com – Minggu, 27 Oktober 2019 bertepatan dengan hari terakhir dari ajang kejuaraan olahraga berkuda equestrian terbesar di Banten yakni Electric Cinta Indonesia Open (CIO) 2019. Kegiatan yang kali ini disponsori oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyelenggarakan kegiatan equestrian selama 11 tahun. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diselenggarakan di Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang, Banten yang berdiri sejak 2007.

Electric CIO merupakan kejuaraan equestrian tingkat nasional yang mempertandingkan dressage dan show jumping. Peserta kejuaraan equestrian dressage maupun show jumping pada Electric CIO 2019 mencapai total 360 entries. Sekitar 360 entries tersebut berasal dari 26 klub yang tersebar di lima provinsi antara lain, Provinsi Banten selaku tuan rumah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali.

Jumlah peserta dan perwakilan provinsi tersebut tergolong banyak. Kejuaraan Nasional Equestrian yang diselenggarakan oleh Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) pada 18 – 22 September 2019 di Pulomas diikuti enam Provinsi.

Electric CIO memiliki selisih jumlah satu provinsi ketimbang Kejuaraan Nasional Equestrian namun dari jumlah kelas/kategori dan medali jauh lebih banyak. Jika dibandingkan, Kejuaraan Nasional Equestrian memperebutkan 60 medali untuk 8 kelas/kategori sedangkan Electric CIO memperebutkan 84 medali dari 28 kelas/kategori.

Juri yang dihadirkan untuk menilai kemampuan peserta merupakan profesional di bidangnya yakni Jupri Mardi, dan dua juri lainnya dari Malaysia yaitu Wan Ming Ong & Tunku Nazroff. Mutu juri yang dihadirkan bertaraf internasional, begitu juga course designer yang bertanggung jawab merancang rintangan pada show jumping. Electric CIO menghadirkan Hamood Al Tooqi dari Oman selaku cource designer.

Geraksport.com berkesempatan berdiskusi dengan Ketua Yayasan Pendidikan APM sekaligus Event Director Electric CIO, Nadia Adriana Marciano. Kehebatan kejuaraan Electric CIO sendiri memiliki perjalanan panjang hingga hari ini. Berawal dari kepulangan Nadia ke tanah air setelah lulus kuliah.

Pada Tahun 2005, Nadia menyelesaikan studi jurusan yang mempelajari tentang berkuda yakni Equine Administration (manajemen berkuda), William Woods University di Fulton, Missouri, Amerika Serikat. Ia membuka stable APM Equestrian Centre.

Semasa pembangunan APM, CIO pertama diselenggarakan di Arthayasa Stable di Depok, Jawa Barat. Tentunya pada CIO pertama bertujuan sebagai pengenalan APM yang sedang dibangun di Desa Tapos, Tigaraksa, Tangerang, Banten.

Kegiatan berikutnya diselenggarakan di Parongpong, Bandung Barat namun dengan judul Kartika Equestrian Championship. Setelah menggelar dua kegiatan, APM selesai dibangun dan kegiatan ketiga diselenggarakan di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang hingga saat ini.

Kendala pun tidak absen dalam perjalanannya. Salah satu kendala yang sempat dihadapi yakni ketika cabang olahraga berkuda sepi peminat dampaknya tentu peserta kejuaraan sedikit. Namun demikian, Nadia jelaskan kondisi saat ini berkuda ramai peminat, “Alhamdulillah sekarang peminat berkuda sudah banyak banget terutama anak-anak kecil. Sudah banyak rider-rider yang bawa nama sekolahnya, harapannya nanti setiap sekolah mereka memiliki ekstrakurikuler berkuda”.

Nadia berharap banyaknya ekstrakurikuler berkuda di sekolah akan berimbas pada banyaknya potensi atlet yang terkait dengan kebutuhan regenerasi atlet berkuda Indonesia. Selain semakin banyaknya peminat olahraga berkuda equestrian, terdapat kemajuan lainnya dalam CIO kali ini. Nadia jelaskan bahwa CIO mengalami kemajuan selain dari jumlah peserta, juga ada kelas tambahan edukasi untuk rider.

Kelas tambahan untuk memberikan edukasi dilakukan dalam bentuk evaluasi juri untuk peserta. “Juri-juri itu kasi tahu kekurangan dan kelebihan mereka supaya mereka bisa lebih baik dalam berkuda ke depannya.”, jelas Nadia. Hal tersebut merupakan pembeda dengan kompetisi lainnya yang masih hanya kompetisi tanpa edukasi.

Tak hanya beberapa kemajuan yang disebutkan di atas, banyaknya peserta bazar juga prestasi. Nadia jelaskan saat ini peserta bazar semakin banyak. Ketersediaan bazar menjual makanan dan minuman memudahkan peserta dan penonton CIO. “Dulu susah banget lho undang orang jualan di sini, kan kaya jauh dari mana-mana, sekarang food truck sudah mau pada datang.”, ujar Nadia. CIO yang semakin ramai peserta pun berdampak pada sponsor yang lebih banyak tertarik. “CIO kali ini menjadi salah satu yang tersukses. Alhamdulillah makin ke sini makin bagus”, tutup Nadia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *