Prosedur Pencegahan dan Penanganan Kasus Covid-19 pada PON XX Sudah Diterapkan

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua merupakan PON pertama yang digelar di masa pandemi Covid-19. Risiko adanya Covid-19, tentu sudah dipersiapkan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak.

Atlet, ofisial dan pihak yang terlibat pada PON XX berjumlah belasan hingga puluhan ribu orang. Jumlah atlet sendiri 7.039 orang, ditambah ofisial 3.576 orang, belum termasuk peserta olahraga eksibisi dan sumber daya manusia dari Papua. Tak dapat dipungkiri bahwa probabilitas terpapar Covid-19 pasti ada meski penerapan protokol kesehatan yang ketat terus dilakukan.

“Dalam jumlah yang besar itu ada beberapa yang terpapar covid-19, yang penting prosedur penanganannya,” jelas Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman pada 6 Oktober 2021. “Bagaimana untuk memperlakukan atlet yang kena, yang terpapar Covid-19 itu, dia dibawa ke rumah sakit atau di isolasi mandiri,” sambungnya menanggapi kabar kontingen yang terpapar Covid-19.

Satuan Tugas (satgas) Pencegahan dan Penanganan (SGPP) Covid-19 Papua, menyatakan adanya 29 kasus baru pada empat klaster PON XX, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke. Mereka yang terpapar adalah atlet, ofisial dan panitia pelaksana.

Dari 29 orang tersebut, sebanyak 6 orang di Kota Jayapura, 7 orang di Kabupaten Jayapura, 13 orang di Kabupaten Mimika, dan 3 orang di Merauke. Terdeteksinya mereka berkat skrining yang dilakukan dengan disiplin. “Setiap empat hari ada tracing sekali. Jadi Kita dari DKI rutin, selama sekian hari harus ada tetap dilakukan,” terang Ketua Umum KONI DKI Jakarta Laksma TNI (Purn) Djamhuron P Wibowo.

Adapun mereka sudah ditangani dan diisolasi dengan baik di tempat yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah, seperti Kapal Motor (KM) Tidar di Jayapura, RS Provita di Jayapura, KM Sirimau Merauke dan sebagainya.

Kondisi mereka pada umumnya juga sudah membaik, bahkan sejak dinyatakan reaktif. “Rata-rata atlet ini kondisinya baik dan mereka itu pada umumnya adalah yang tidak bergejala, ya OTG,” terang Marciano.

Terdapat alasan mengapa atlet yang terpapar masuk kategori OTG dan cepat sembuh, pertama karena olahraga justru membuat imun kuat sehingga lebih baik dalam menghadapi penyakit, termasuk Covid-19. Kedua karena syarat vaksinasi untuk mereka yang bertanding dan bahkan menonton PON XX. Vaksinasi menjadi langkah untuk membuat daya tahan tubuh terhadap Covid-19 lebih baik, antara mencegah ataupun menyembuhkan lebih cepat.

Meskipun upaya pencegahan penularan Covid-19 terus dilakukan, namun jumlah yang mereka yang terpapar juga dapat dilihat sebagai prestasi. Jumlah 29 jika dibandingkan dengan jumlah seluruh orang yang terlibat pada PON XX terbilang kecil, bahkan di bawah 1%.

Kemudian perlu juga mengacu pada Olimpiade Tokyo sebagai multievent akbar yang digelar di masa pandemi. Terhitung sejak tanggal 1 Juni sampai dengan 8 Agustus 2021 lalu, terdapat 430 kasus positif Covid-19. Dapat dikatakan bahwa pencegahan Covid-19 yang dilakukan pada PON XX tidak kalah baiknya. Oleh karenanya, penyelenggaraan PON XX harus tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Beberapa yang menjadi syarat penyelenggaraan PON XX antara lain;

  • Syarat vaksin bagi kontingen yang akan datang
  • Disarankan karantina 5 hari sebelum keberangkatan ke Papua
  • Menggunakan jalur khusus dari bandara langsung ke tempat penyambutan
  • Negatif PCR sebelum berangkat dan negatif swab antigen setiba di Papua
  • Menggunakan transportasi dan akomodasi yang telah disediakan
  • Menerapkan sistem bubble ketat, hanya diizinkan ke tempat akomodasi dan venue
  • Negatif swab antigen sebagai syarat untuk cabor body contact
  • 25% penonton yang dapat hadir, merujuk pada PPKM. Mereka yang dapat hadir juga disyaratkan vaksin dan swab antigen di lokasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *