Sehat Saat WFH dan Ramadan

Saat ini kita menghadapi penyebaran virus Corona yang mana berdampak pada berbagai kebijakan pemerintah untuk menganjurkan tetap di rumah. Alhasil kita turut menerapkan Work From Home (WFH) saat ini. Kondisi tersebut berdampak pada kebiasaan umum masyarakat.

Secara umum dengan WFH, orang akan minim bergerak dan lebih banyak konsumsi makanan. Selain itu, sebagian orang menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan kali ini. Bagaimanakah menjaga tubuh tetap sehat di tengah pandemi Corona saat bulan suci Ramadan? dr. Andi Kurniawan memberikan saran.

Di awal, dokter spesialis olahraga ini akui dampak dari WFH yang umum terjadi. Kebiasaan yang terjadi dengan bekerja di rumah adalah terlalu banyak duduk. “Pada saat WFH kecenderungannya kita itu kurang gerak, hanya banyak duduk.”, jelasnya.

Terdengar biasa dengan kurang gerak dan terlalu banyak duduk, akan tetapi dokter lulusan kedokteran olahraga Universitas Indonesia ini tegaskan adanya risiko obesitas. Maka dari itu olahraga penting dilakukan saat ini. “Olahraga bukan hanya untuk meningkatkan imunitas tubuh tapi juga hindari risiko obesitas.”, terangnya.

Olahraga dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit 60 menit setiap harinya di rumah. Waktu olahraga tersebut adalah minimal menurutnya. Beragam olahraga sederhana seperti pemanasan dan lari di tempat juga baik untuk menjaga kondisi badan.

ilustrasi sore hari

Waktu yang tepat untuk lakukan olahraga adalah menjelang berbuka puasa. Pemilihan waktu dianjurkan agar penggantian cairan tubuh dapat terjadi cepat setelah olahraga usai.

Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat ini juga jelaskan tentang nutrisi. Ternyata ketika jalankan ibadah puasa, makanan yang dikonsumsi haruslah jauh lebih bergizi dibanding tidak sedang puasa. Energi dari nutrisi yang lebih baik dibutuhkan ketika berpuasa.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Bidang Sport Science KONI Pusat ini menjelaskan. Karbohidrat yang diperlukan menurutnya adalah karbohidrat kompleks dengan slow absorption. Karbohidrat dengan absorpsi pelan akan lebih tahan lama dampaknya. Protein juga dibutuhkan untuk perbaiki jaringan sel rusak. Vitamin, mineral dan cairan juga tak kalah penting menurutnya.

Setelah memperhatikan beberapa nutrisi yang telah disebutkan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah porsi. Dalam mengkonsumsi makanan porsi harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada akhir sarannya, ia anjurkan tetap berolahraga untuk imbangi kalori yang masuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *