Selancar tetap Gencar Tantang Ombak di Pantai

Dampak pandemi covid-19 cukup dirasakan masyarakat. Tak hanya berimbas di sektor kesehatan dan ekonomi saja, melainkan bidang olahraga juga terdampak wabah virus corona ini. Karena pandemi yang melanda Indonesia, sejumlah aktivitas olahraga terkendala. Salah satunya seperti cabang olahraga selancar.

Tipi Jabrik dari Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) mengatakan akibat pandemi covid-19, banyak lokasi selancar yang terimbas dan harus ditutup. Sebab, sektor pariwisata cukup tertampar keras karena adanya virus corona ini.

“Selama pandemi, peselancar sebenarnya masih banyak yang selalu beraktivitas selancar, walaupun banyak lokasi surfing yang terimbas karena ditutup akibat menjadi tujuan wisata seperti Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Uluwatu dan lain-lain,” ujar Tipi.

Tipi menyebut, meskipun pandemi tengah menyerang Indonesia, namun beberapa pantai masih dibuka dan memberikan ruang agar masyarakat bisa beraktivitas serta berolahraga di pagi hari. Akhirnya, hal itu pun dijadikan kesempatan untuk berselancar.

“Ini dijadikan kesempatan untuk peselancar untuk melakukan kegiatan surfing selama Maret-Juni,” ucapnya.

Tipi menjelaskan, selama selancar yang dilakukan di tengah pandemi dijamin tak akan memberikan efek negatif pada penyebaran covid-19. Sebab, para peselancar tetap menjaga jarak sesuai protokol saat melakukan olahraga air tersebut.

“Jarak ideal surfing minimal dua meter atau lebih, karena papan selancarpun ukuran terkecil bisa mencapai 150-180 cm,” jelas Tipi.

Saat ini, menjelang tatanan normal baru atau new normal, Tipi menuturkan bahwa pantai-pantai sudah berangsur mulai membuka diri. Salah satunya adalah Pantai Kuta yang sudah buka secara resmi pada 9 Juni 2020 lalu. Tak hanya itu, Pantai Cucukan dan Pantai Berawa juga sudah mulai dibuka.

“Ini akan sangat memberikan efek positif kepada semua peselancar untuk kembali berkativitas,” kata Tipi lagi.

Dengan dibukanya kembali pantai-pantai untuk berselancar, ia berharap dapat memberikan dampak positif kepada para kaum muda yang ingin berlatih. Utamanya untuk mereka yang siap berkompetisi lagi.

“Banyaknya kompetisi-kompetisi yang vakum selama Covid, dan ini sangat mengganggu proses kemajuan olahraga surfing menghadapi multi event seperti Asian Beach Games 2020” tuturnya.

Namun begitu, Pelatnas untuk multi event terdekat, yakni Asian Beach Games 2020 tetap berlangsung. Tipi menjelaskan bahwa Pelatnas dilakukan secara mandiri di daerah masing-masing seperti Bali, NTB dan Jawa Barat.

Tipi pun berharap pandemi covid-19 bisa segera berakhir, sehingga aktivitas olahraga selancar bisa normal kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *