Selenggarakan Liga Untuk Dongkrak Kapasitas Atlet Equestrian

Geraksport.com – Equestrian Champions League atau ECL hadir sebagai liga equestrian pertama di Indonesia. Selama ini kompetisi diselenggarakan bukan dengan format liga. Sebagai sebuah liga maka ECL diselenggarakan 6 rangkaian yang dimulai pada 13 – 15 Desember 2019.

Founder ECL, Triwatty jelaskan konsep ECL adalah liga antar klub berkuda yang ada di Indonesia yang diikuti beragam usia peserta. Co-Founder ECL, Dr. Adinda Yaunita menjelaskan lebih lanjut tentang liga ECL. “Jadi ECL ini liga pertama equestrian dengan tujuan untuk peningkatan olahraga berkuda.”, buka Adinda.

Adinda juga jelaskan bahwa kompetisi yang berkesinambungan dibutuhkan untuk tingkatkan nilai competitivness atlet. Dampak dari nilai tersebut tentunya pada prestasi atlet. ECL juga menjadi ajang trying para atlet equestrian untuk melanjutkan ke ajang yang lebih tinggi. “Bagian dari trying atlet equestrian, mana yang dapat dikirim ke training camp untuk multievent.”, tambah lulusan Universitas Indonesia ini.

Menyelenggarakan ECL juga dihadapkan dengan tantangan. Sistem liga yang baru menghadirkan rasa antusias sekaligus ketidaktahuan. “Orang belum terbiasa dengan liga, mereka antusias menantikan. Di lain pihak mereka akan bertanya-tanya.”, jelasnya.

Salah satu tantangan terbesar adalah mewujudkan data base prestasi atlet berkuda. “Salah satu tantangan besar adalah database prestasi atlet.”, sebutnya. Di luar tantangan yang dihadapi ECL, Adinda menyatakan kebutuhan sponsor untuk olahraga berkuda. Ia berharap agar ada sponsor yang mendukung olahraga berkuda sebagaimana sponsor di luar negeri. Dengan demikian, olahraga dapat berkembang karena dukungan yang cukup dari sponsor.

Berkuda merupakan olahraga yang mahal sehingga butuh dukungan besar. Salah satu langkah antisipasi kuda impor yang mahal adalah dengan lakukan pengembangbiakan kuda di Indonesia. Bersamaan dengan Grand Launching ECL, dilakukan peresmian Equinara Pulomas Breeding Center.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi tempat pengembangbiakan kuda Equinara. Di sana, Anies melihat bagaimana kuda terbaik dunia dibiakkan di Equinara Pulomas Breeding Center.

Gubernur Anies menandatangani peresmian Equinara Pulomas Breeding Center. Ia menyanjung bahwa bisnis pengembangbiakan kuda merupakan bisnis yang potensinya besar karena hasilnya yang mahal. “Nilai pengembangbiakan dau anak kuda nilainya equivalen dengan infrastrukturnya.”, ujar Anies. Di tambah, jumlah pegiat pengembangbiakan kuda masih sangat minim sehingga harga lebih mahal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *