Sertifikasi Tenaga Olahraga Psikologi Pendamping Atlet Guna Mendukung Peak Performance Atlet
Tania Fatimah, Mahasiswi jurusan Psikologi, Universitas Pancasila.
Dalam upaya meraih prestasi puncak sesuai talenta yang dimiliki, maka setiap atlet membutuhkan kemampuan teknik dan fisik prima, kondisi kesehatan yang baik, serta kondisi psikologis yang mendukung Cabor yang ditekuninya. Faktor psikologis (mental) memiliki peran yang signifikan dalam memengaruhi performa atlet. Oleh karena itu, agar atlet dapat menampilkan peak performance, diperlukan intervensi menyeluruh dengan sport science secara utuh.
Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul dalam latihan jangka panjang ataupun jangka pendek, diantaranya adalah: Menurunnya motivasi, emosi yang tidak stabil, kecemasan yang tidak terkontrol, frustasi, turunnya kepercayaan diri atau malah over confidence, pengaruh eksternal lingkungan atlet, masalah dalam kelompok atlet, dan masalah relasional atlet baik dengan coach ataupun officials.
Melalui proses pengembangan yang diantaranya terdiri dari penelaahan kepustakaan, diskusi dan seminar ahli, penelitian akademik dalam bentuk disertasi, rangkaian loka karya dan symposium yang diselenggarakan. Bersama-sama oleh KONI, Kemenpora, dan IPO (Ikatan Psikologi Olahraga), dengan mempertimbangkan kekhasan lingkungan budaya Indonesia serta pengalaman di lapangan, aplikasi dari konsep-konsep diatas dirangkum dibawah tajuk “Mental Pemenang dan Delapan Keterampilan serta Trait Kepribadian” yang dijadikan dasar dari pengembangan program pelatihan dan sertifikasi pendamping psikologi olahraga.
Upaya untuk mengoptimalkan performa atlet dapat dilakukan melalui Pendampingan Psikologi Atlet. Setiap atlet perlu disiapkan agar memiliki 8 karakteristik Keterampilan dan Trait Kepribadian Atlet, yaitu: Kecerdasan, Konsentrasi, Kepercayaan Diri, Kontrol Kecemasan, Penyesuaian Diri, Kedisiplinan, Komitmen dan Ambisi Prestasi, serta mental yang terdiri dari Ketangguhan Mental, Resiliensi Mental, dan Fleksibilitas Mental. Agar intervensi tersebut berjalan efektif dan efisien serta memiliki keseragaman, maka diperlukan pelaksanaan pelatihan sertifikasi tenaga olahraga psikologi pendamping atlet.
Dalam mendampingi atlet dan tim, seorang pendamping psikologis perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman psikologi olahraga dalam menyelesaikan permasalahan atlet dan menyusun program-program pendampingannya. Pengetahuan yang harus dimiliki mencakup pendekatan-pendekatan psikologis dalam menjelaskan serta mengendalikan tingkah laku, baik individual maupun kelompok, yaitu Psikologi Kepribadian, Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, Psikologi Kognitif, Fungsi-fungsi Psikologis, dan Nero-Psikologis.
Seseorang atlet bermental pemenang menunjukkan adanya ketangguhan mental (mental toughness), resiliensi (mental resiliency), dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi, yaitu fleksibilitas mental (mental flexibility). Drs. Irwan Amrun, M.Psi, Psikolog menjelaskan kepada calon tenaga olahraga psikologi untuk membuka dirinya dalam memiliki mental pemenang. Ia juga memberikan tips untuk mengembangkan mental pemenang tersebut, yakni menjaga niat, pikiran, ucapan dan tindakan (self talk), filtering apa yang perlu dilihat atau dibaca dan didengar, optimis dengan membayangkan skenario keberhasilan, memperhatikan keseimbangan diri dengan berdzikir, berpikir dan bergerak atau ia menyebutnya dengan mentaldetox.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam membina atlet untuk dapat mencapai peak performance-nya saat latihan ataupun bertanding, kita perlu memerhatikan faktor psikologisnya juga. Maka dari itu diperlukan seorang tenaga olahraga pendamping psikologi atlet dan tim yang berkompeten yang dapat menerapkan prinsip-prinsip psikologis dan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pendampingan sehingga kesejahteraan psikologis atlet (well-being) dan prestasi optimal dapat tercapai.