Kisah Judogi Milik Miftah yang Diserahkan di KONI Pusat

Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menjadi saksi bisu penyerahan pakaian judo pada hari ini, Rabu 17 Juni 2020. Terdapat cerita menarik di balik penyerahan judogi milik atlet Judo Miftaful Jannah kepada Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman dan Ketua Umum KONI Jawa Barat Brigjen TNI (Purn.) Ahmad Saefudin. Judogi tersebut diberikan oleh atlet yang memilikinya setelah barang tersebut dinyatakan terjual dalam suatu lelang virtual yang dimenangkan oleh seorang pengusaha.

Gadis berusia 20 tahun yang akrab dipanggil Miftah ini memiliki kenangan dengan baju tersebut. Judogi tersebut menemani atlet dengan keterbatasan penglihatan tersebut berprestasi ini pada Asian Para Games 2018. Miftah telah lolos ke multi event tersebut, akan tetapi atlet peraih emas Pekan Olahraga Nasional (PON)/ Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) terpaksa didiskualifikasi. Pasalnya, pada pertandingan Judo ia diminta melepas hijabnya dan Miftah menolak.

Ketika itu, Judogi yang digunakan menemani Miftah berjuang hingga diskualifikasi, menemani prinsipnya. Ia melelang barang bersejarah tersebut dengan tujuan kemanusiaan. Meski penglihatannya terkendala, namun kepekaan hatinya sangat peka melihat kondisi sekitar. Akhrinya, Judogi tersebut ditutup pada 22 April 2020 dengan nilai tawaran Rp 10 juta.

“Seketika Miftah keluar malam, di dalam kerusuhan wabah Covid-19,”, buka Miftah menceritakan latar belakang lelang Judoginya. “Ketika lihat mereka di jalan, ketika mendengar keluhan dari setiap kalangan, di saat itulah muncul ide.”, jelas mahasiswi pada salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat.

Meski memiliki keterbatasan, Miftah berkreasi untuk tetap menolong sesama. “Ketika itu Miftah juga sedang dalam keterbatasan ekonomi, di tambah baru di tinggal ayah.”, terangnya kepada Gerakita.com. “Miftah bingung mau bantu bagaimana, dan akhrinya Miftah lihat ke arah baju Judo.”, jelasnya menerangkan latar belakang memilih baju Judo.

Setelah terjual, dana yang digunakan langsung dibelanjakan sembako. Ia berhasil kumpulkan 125 paket sembako untuk dibagikan pada hari pertama Ramadan. “Miftah berikan ke orang-orang di jalan seperti pemulung dan ada juga anak yatim serta janda.”, katanya. Tak hanya itu, sembako juga dibagikan ke pihak lain, “Miftah ada berikan ke pedagang keliling yang masih numpang di kontrakan, saat itu mereka kesusahan ekonomi dan untuk makan juga susah.”, jelasnya.

Sembako yang dibagikan

Orang lain pun juga membantu niat baik Miftah. Ia menerima bantuan pinjaman mobil, belanja sembako, pengepakan hingga pembagian. “Alhamdulillah di saat itu mereka bantu Miftah dalam pembagian di tengah-tengah keramaian wabah Covid-19, kebetulan saat itu Miftah memang sedikit kurang sehat.”, tambah Miftah.

Meski dalam berbagai keterbatasan Miftah tetap berkorban demi sesama manusia. Miftah sendiri memiliki sederet prestasi membanggakan, bahkan bukan hanya satu cabang olahraga.

Pada Cabor Judo Miftah meraih emas pada beberapa event antara lain Seleksi Nasional (Seleknas) 2017, PON/Peparnas 2016, Selekda blind Judo 2016, Kejurnas blind Judo 2015.

Dalam cabor Catur Miftah juga berprestasi, terbukti pada Porda Jawa Barat tahun 2018 ia meraih medali perunggu. Tak hanya Judo dan catur, Miftah juga berprestasi dalam atletik. Tahun 2016 pada Seleksi atletik Peparnas, ia memborong tiga emas masing-masing dari lompat jauh, sprint 400 meter dan tolak peluru.

Peran mendiang ayahnya begitu penting dalam membentuk Miftah yang serba berprestasi dan juga baik hati. Sejak dirinya kecil, sang ayah mulai melatih Miftah hingga tidak memperkenankan waktu kosong hadir. “Setiap hari mesti latihan, walaupun lomba tak lomba.”, jelasnya.

Kata-kata Sang ayah juga masih diingat jelas olehnya, “Selagi kita mampu maka teruslah mencoba jangan pernah takut dengan kegagalan, karena kegagalan adalah sahabat yang menemani kita menunjukkan kesuksesan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *