Berkomitmen Menjadi Tuan Rumah PON XXII, Ketum KONI Pusat Berikan Pesan pasca Melantik Ketum KONI NTT

Menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan suatu kebanggaan bagi daerah penyelenggaranya. Banyak yang berharap menjadi tuan rumah PON, terutama pasca suksesnya PON XX 2021 di Papua.

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) bertekad untuk bersama-sama menjadi tuan rumah PON XXII Tahun 2028.

Gubernur NTT dan Gubernur NTB tanda tangani MoU

Memorandum of Understanding (MoU) antara NTT dan NTB sebagai tuan rumah bersama Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII Tahun 2028 ditandatangani pada Hari Kamis tanggal 10 Februari 2022 di Aula El Tari, Kupang, NTT. Yang menandatangani mewakili provinsi NTT adalah Gubernur NTT Viktor Laiskodat, sedangkan NTB oleh Wakil Gubernur Dr.Ir.Hj.Sitti Rohmi Djalilah.

Penandatanganan MoU tersebut digelar seusai Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman melantik dan mengukuhkan Ketum KONI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs.Josef A.Nae Soi beserta jajarannya.

Josef menegaskan bahwa NTT, dan juga NTB siap menyambut seluruh masyarakat Indonesia yang akan datang untuk PON XXII, jika keduanya menjadi tuan rumah tahun 2028. Toleransi menjadi satu hal penting yang dijamin Josef telah tertanam di masyarakat.

Menurutnya, PON XXII perlu digelar di Nusa Tenggara atau yang dulu dikenal Sunda Kecil. Pasalnya, Nusa Tenggara belum pernah menjadi tuan rumah PON. “Kita bertekad, Tahun 2028, NTT dan NTB dapat menyelenggarakan PON,” sebutnya.

“NTT dijuluki Nusa Terindah Toleransinya, di sinilah kita menjalankan pesan Al Quran ‘lakum dinukum waliyadin’, artinya bagimu agamamu bagiku agamaku dan dalam injil, cintailah sesama seperti mencintai dirimu sendiri,” kata Wagub NTT yang juga mantan joki Pacuan Kuda.

Ia pun berharap olahraga dapat dikembangkan supaya memberikan dampak pada masyarakat. “Olahraga tidak hanya rekreasi, olahraga tidak hanya prestasi, olahraga juga harus menjadi industri,” ujarnya berharap olahraga dapat meningkatkan kesejahteraan sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo.

Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman

Terkait kepengurusan yang dipimpin Josef, Ketum KONI Pusat optimistis menghasilkan prestasi lebih baik karena dukungan dari pemerintah daerah. “Daerah yang mendapatkan dukungan penuh dari kepala daerahnya, olahragannya menunjukkan kemajuan yang signifikan,” sebut Marciano sembari berterima kasih kepada Gubenur NTT.

Salah satu dukungan nyata pemerintah daerah yang dimaksud adalah komitmen menjadi tuan rumah PON bersama NTB. “Tidak banyak yang semangat seperti ini, didukung oleh kepala daerahnya,” kata Marciano.

Dalam berupaya menjadi tuan rumah, Ketum KONI Pusat berpesan agar kedua provinsi melakukan pembenahan. Pertama adalah penataan pembinaan atlet olahraga prestasi, kedua terkait dengan kesiapan sarana dan prasarana dan ketiga yang tak kalah penting, peningkatan prestasi olahraga.

“Salah satu yang harus ditunjukan adalah pada PON XXI di Aceh – Sumatera Utara, prestasinya harus lebih bagus dari yang di PON XX/2021 Papua,” tegas Ketum KONI Pusat.

Sehubungan dengan itu, Ketum KONI Pusat mengingatkan agar keduanya fokus pada cabang olahraga unggulan. “Saya rasa prestasi yang telah dicapai di dua provinsi ini, punya kekhususan masing-masing,” tandasnya menyinggung Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

“Merujuk pada harapan pemerintah, yaitu tahun 2044, Indonesia sudah masuk peringkat kelima Olimpiade. Oleh karenanya, PON menjadi sangat penting karena dari PON kita melihat bagaimana KONI Provinsi didukung Kepala Daerah untuk memprioritaskan cabang olahraga unggulan di daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat

Gubernur NTT berharap provinsi yang dipimpinnya dan juga NTB dapat meyakinkan siap sebagai tuan rumah melalui suatu perencanaan yang baik. “NTB dan NTT punya mimpi bersama, yang kita harus lakukan dengan sungguh-sungguh,” kata Viktor. Jika dapat terpilih menjadi tuan rumah PON XXII, Viktor sebut hal tersebut menjadi pembuktian bagi kualitas sumber daya manusia (SDM) dan potensi yang baik.

“Membangun harapan bukan pekerjaan yang tidak mudah,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *