BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Masyarakat Olahraga Prestasi

Simbolisasi penyerahan jaminan kematian dari Sekjen KONI Pusat kepada PB.Ikatan Pencak Silat Indonesia untuk pelatih kepala Pelatnas Pencak Silat Ir.Taslim.

Masyarakat olahraga prestasi memiliki tujuan yang mulia, yakni meraih prestasi gemilang yang mana membanggakan Bangsa dan Negara Indonesia. “Di masa damai seperti ini, Bendera Merah Putih dapat dikibarkan dengan diiringi Lagu Indonesia Raya di negara lain karena prestasi yang ditorehkan para atlet,” kata Sekjen KONI Pusat Drs.Tb.Lukman Djajadikusuma, MEMOS pada seminar BPJS Ketenagakerjaan bertajuk “Back to Sport Stronger after Injury”.

Hadir mendampingi Sekjen KONI Pusat di lokasi, Wasekjen II Markus Othniel Mamahit, Wasekjen IV Marsma TNI (Purn.) Rochmulyati, Kabid Sport Science Dr.Lilik Sudarwati, Wakabid Sport Science dr.Andi Kurniawan, Kabid Kesejahteraan Pelaku Olahraga Icuk Sugiarto, Kabid Litbang Ir.Erizal Chaniago, Kabid Binpres Gondo Radityo Gambiro, Wakabid Organisasi Lukman Husain dan Wakabid Media dan Humas Tirto P.P.

Selaku organisasi pembinaan olahraga prestasi, KONI Pusat mengapresiasi adanya jaminan untuk para atlet dan pekerja olahraga. Pria yang akrab disapa Ade Lukman sampaikan bahwa pengorbanan atlet perlu disertai jaminan atas risiko yang mereka hadapi. Negara perlu berbuat baik pada Patriot di bidang olahraga.

“Pengorbanan Patriot olahraga untuk bangsa dan negara harus diikuti dukungan jaminan kesehatan, agar atlet tidak menanggung sendiri risiko dan mereka dapat lebih fokus dalam berusaha, tanpa banyak khawatir akan risiko,” sambung Sekjen KONI Pusat.

BUMN tersebut menggelar seminar untuk sosialisasikan jaminan sosial yang ditawarkan untuk tenaga kerja. Seminar yang digelar 22 April 2021 di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan juga dihadiri anggota KONI Pusat secara virtual, baik itu KONI Provinsi ataupun Induk Cabor.

Rahmat Yunanto, dari BPJS Ketenagakerjaan sampaikan paparan tentang jaminan sosial kepada atlet. Ia terangkan sudah banyak atlet yang dijamin oleh BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini sudah ada atlet serta pekerja olahraga sebanyak 7.201 orang yang menjadi peserta non-aktif dan 1.426 peserta aktif. Jumlah peserta aktif meningkat dari sebelumnya berjumlah sekitar 300 peserta.

Dari jumlah atlet dan pekerja olahraga yang disebutkan, penerimaan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebanyak Rp 892.699.072 sedangkan klaim yang sudah dibayarkan untuk menjamin atlet dan tenaga olahraga sudah sebesar Rp 1.560.035.009.

“Ini sangat bermanfaat sekali untuk atlet maupun pekerja olahraga. Ini bukan merugi tapi kita merasa bermanfaat,” kata Rahmat Yunanto. Beberapa klaim jaminan disebutkan Rahmat Yunanto, seperti cedera lutut atlet bulu tangkis, Ni Luh Ketut Mahadewi.

Ade Lukman mengapresiasi peran BPJS Ketenagakerjaan yang targetkan manfaat pada atlet. Gagasan visioner juga diungkap oleh Sekjen KONI Pusat, yakni mengajak BPJS Ketenagakerjaan berkolaborasi agar masyarakat luas sehat. “Baik olahraga dan jaminan kesehatan memiliki harapan yang serupa yakni kesehatan. Dengan semakin banyaknya orang yang berolahraga maka jumlah klaim kesehatan juga akan berkurang,” tandas mantan pelatih Taekwondo.

Back to Sport ‘Stronger after Injury’

Wakabid Sport Science KONI Pusat, dr.Andi Kurniawan menjadi pembicara pada seminar tersebut. Ia jelaskan betapa pentingnya penanganan atlet yang cedera. Risiko terkena cedera dekat dengan atlet yang terus berlatih untuk menjadi yang terbaik.

Terkait cedera, Andi jelaskan harapannya, “Atlet memiliki kemampuan untuk kembali ke tingkat yang sama dengan tingkat ia sebelum cedera,”. Ia terangkan bahwa hal yang paling berpengaruh menyebabkan atlet cedera adalah cedera sebelumnya. Oleh karenanya, atlet harus jalani rehabilitasi 100% tuntas sembuh dan dapat tentukan kapan atlet kembali bertanding.

Terkait rehabilitasi 100%, dr.Andi yang kerap menangani atlet bersyukur adanya BPJS Ketenagakerjaan yang menjamin risiko atlet dengan baik. Ia contohkan salah satu atlet yang ditanganinya, Lalu M.Zohri yang mana baru saja masuk daftar 30 under 30 majalah Forbes. “Rp 200 ribu premi satu tahun. Dia operasi habisnya Rp 200 juta,” kata Andi jelaskan manfaat yang didapatkan atlet.

“Tidak ada alasan untuk tidak meng-cover atlet-atlet kita di BPJS Ketenagakerjaan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *