HIGHLIGHT HARI INI

BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Masyarakat Olahraga Prestasi

“Di masa damai seperti ini, Bendera Merah Putih dapat dikibarkan dengan diiringi Lagu Indonesia Raya di negara lain karena prestasi yang ditorehkan para atlet,” kata Sekjen KONI Pusat Drs.Tb.Lukman Djajadikusuma, MEMOS pada seminar BPJS Ketenagakerjaan bertajuk “Back to Sport Stronger after Injury”.

Selaku organisasi pembinaan olahraga prestasi, KONI Pusat mengapresiasi adanya jaminan untuk para atlet dan pekerja olahraga. Pria yang akrab disapa Ade Lukman sampaikan bahwa pengorbanan atlet perlu disertai jaminan atas risiko yang mereka hadapi. Negara perlu berbuat baik pada Patriot di bidang olahraga.

“Pengorbanan Patriot olahraga untuk bangsa dan negara harus diikuti dukungan jaminan kesehatan, agar atlet tidak menanggung sendiri risiko dan mereka dapat lebih fokus dalam berusaha, tanpa banyak khawatir akan risiko,” sambung Sekjen KONI Pusat.

BUMN tersebut menggelar seminar untuk sosialisasikan jaminan sosial yang ditawarkan untuk tenaga kerja. Seminar yang digelar 22 April 2021 di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan juga dihadiri anggota KONI Pusat secara virtual, baik itu KONI Provinsi ataupun Induk Cabor.

Lebih lanjut:

**

Persija Menang Leg Pertama Final Piala Menpora 2021

Leg pertama Final Piala Menpora 2021 telah digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada 22 April. Tim asal Ibu Kota berhasil memenangkan pertandingan dari Persib Bandung dengan skor 2-0.

Dua gol Persija diraih kala pertandingan berjalan belum 6 menit. Gol pertama dicetak Braif Fatari di menit pertama sedangkan gol kedua dicetak Taufik Hidayat pada menit ke 5.

Pelatih Persib, Robert Alberts sampaikan bahwa Persija layak menang di saat anak asuhnya belum bangun.

“Saya pikir Persija layak menang hari ini, mereka memulai dengan sangat agresif dan sangat cepat. Seakan kami belum siap, belum terbangun meskipun kami sebetulnya melakukan pendekatan pertandingan dengan normal,” jelas pelatih Persib pada situs resmi Liga Indonesia Baru.

Menurutnya, Persija lebih diuntungkan karena waktu istirahat yang lebih lama. “Mereka punya waktu istirahat satu hari lebih banyak jika dibandingkan dengan kami, dan itu hal yang penting di tahap ini,” ucap Robert.

**

PSSI Kaji Opsi Kompetisi dengan Penonton

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan jelaskan pihaknya tengah mengkaji kemungkinan hadirkan penonton di stadion pada Liga 1 2021 yang akan digelar. Ia jelaskan ada 3 opsi terkait penonton pada Liga 1.

“Pertama, tetap tanpa penonton. Kedua, jalan dulu, pertengahan nanti ada penonton. Ketiga, dimulai ada penonton,” jelas pria yang akrab disapa Iwan Bule di Stadion Maguworharjo.

Ketiga opsi tersebut yang tengah dikaji menurutnya. Harapannya opsi yang ditetapkan adalah yang terbaik. “Dengan alternatif, risiko-risiko tanpa penonton bagaimana, dengan penonton bagaimana, dengan penonton di tengah perjalanan (kompetisi) bagaimana,” katanya.

Jika digelar dengan penonton, Iwan akui akan tetapkan batasan jumlah. “Dengan penonton itu berapa persen (diizinkan), tidak bisa disamakan ketika di Maguwoharjo dan GBK. Kan lain. Kalau di sini (Maguwoharjo), 20% mungkin 5 ribu atau 6 ribu (penonton) Kalau di GBK, bisa sampai puluhan ribu,” katanya.

**

Terlibat European Super League, UEFA hanya Maklumi Barcelona

Dibentuknya European Super League membuat UEFA kecewa dengan beberapa klub penggagas. Hal tersebut diakui Presiden UEFA Aleksander Caferin dilansir Mundo Deportivo. Akan tetapi hanya satu tim yang dimaklumi oleh Caferin yakni Barcelona.

Beberapa klub penggagas sudah mundur, beberapa lainnya yang belum menyatakan mundur secara resmi antara lain Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, AC Milan dan Juventus.

“Mereka semua mengecewakan saya, tapi mungkin kecuali Barcelona. Baru-baru ini mereka memilih Laporta dan saya berbicara dengannya 2 atau 3 kali. Dia tertekan oleh situasi tersebut. Itu adalah sesuatu yang dia warisi,” kata Caferin.

Caferin memehami bahwa Presiden Barcelona J.Laporta tidak bersalah karena melanjutkan proyek yang dilakukan oleh presiden Barcelona sebelumnya, Bartomeu. “Bukan salahnya jika situasinya seperti ini, tetapi pada saat yang sama, sebagai negosiator yang baik, dia menemukan strategi untuk bisa keluar dari situ,” jelasnya Ceferin.

Kabar terakhir menyebutkan salah satu alasan berdirinya European Super League, yakni kekecewaan atas Caferin. Media Spanyol, Vozpopuli terangkan bahwa Ceferin meningkatkan pendapatan dirinya sendiri.

Pria asal Slovenia itu menerima 2,42 juta franc Swiss (2,19 juta euro, meningkat 450 ribu Euro) atau setara dengan Rp38,289 miliar atau di saat Caferin usulkan pemotongan gaji karyawan UEFA hingga 20% periode Mei hingga Juli.

**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *