DBON Dapat Mencetak Atlet Berprestasi, dengan Kebersamaan dan Kerja Keras Organisasi Olahraga

Pemerintah mengeluarkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang tujuannya adalah mencetak atlet juara dengan target peningkatan peringkat Indonesia pada Olimpiade. Pada Olimpiade tahun 2032, diharapkan Indonesia masuk peringkat 10 dunia dan menjelang 100 tahun kemerdekaan yakni pada Olimpiade 2044 sudah berada di peringkat lima besar.

“Bayangkan sebagai orang Indonesia pada tahun 2032 kita betul-betul ada dalam peringkat 10 Olimpiade atau terbayang ada di lima besar Olimpiade 2044,” ujar Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman.

Namun begitu, banyak negara juga targetkan peningkatan prestasi sehingga Indonesia harus kerja keras. “Tanpa diimbangi oleh kerja keras yang memadai kita tidak mungkin bisa capai itu. Kalau kita tidak bekerja keras, kalau kita tidak percaya, tidak mungkin itu bisa dicapai karena negara-negara lain kan juga berbuat yang sama, mereka juga ingin menjadi peringkat 10, mereka juga ingin menjadi peringkat lima besar,” sambungnya.

Ketum KONI Pusat tegaskan bahwa DBON itu harus didukung secara maksimal dengan kerja keras dan kebersamaan organisasi pembinaan olahraga. “Kebijakan pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) harus didukung maksimal KONI dan induk cabang olahraga (Cabor) baik itu tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota,” tandasnya serukan kebersamaan..

“Mari kita bersatu menuju prestasi global,” ajaknya.

Dijelaskan juga bahwa KONI Pusat bersama anggotanya (induk Cabor dan KONI Provinsi), berupaya mendorong peringkat Olimpiade Indonesia dengan lahirnya penyumbang medali emas di luar bulu tangkis.

Diharapkan Cabor angkat besi yang mana atlet juniornya telah meraih juara dunia, mampu menyumbang medali emas pada Olimpiade 2024 di Paris. ”Kita harapkan angkat besi bisa menyumbangkan medali emas, dan bulu tangkis bertahan meraih emas. Dari dua emas ini saja peringkat kita sudah meningkat,” ujar Marciano.

Ada juga beberapa Cabor potensial lainnya yang mampu menyumbang medali pada Olimpiade mendatang, sebut saja menembak, panahan, dan panjat tebing.  

Oleh karenanya, perlu lahirkan juara-juara dunia baru dari berbagai Cabor guna mendongkrak peringkat sesuai target DBON. Satu hal penting yang perlu diperhatikan bagi Ketum KONI Pusat adalah rekrutmen atlet. “KONI Pusat memberikan dukungan kepada Kemenpora sebagai penjuru program pembinaan atlet, khususnya sentra pembinaan atlet dengan memberikan pendampingan rekrutmen,” terang Ketum KONI Pusat.

“Atlet ini direkrut melalui satu proses rekrutmen yang juga tidak meninggalkan Sports Science. Jadi atlet itu dilihat dia posturnya, seperti apa potensinya, seperti apa psikotesnya, juga seperti apa setelah memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan oleh tim seleksi dari sentra-sentra pembinaan atlet itu. Ke depan kita akan menuai hasilnya,” jelas Marciano ingin 10 sentra atlet yang tersebar mampu mencetak atlet berprestasi dunia.

Kualitas rekrutmen awal menjadi hal penting karena jika kualitas atlet yang terpilih kurang baik, maka hanya membuang waktu dan anggaran.

Ketum KONI Pusat juga singgung kualitas pembinaan, lebih baik sedikit namun berkualitas. Jumlah tidak menjamin prestasi terbukti hal tersebut dapat terwujud pada SEA Games Vietnam 2021, Indonesia peringkat ketiga atau lebih baik dari hasil SEA Games Filipina 2019 yang mana menempati peringkat keempat. Padahal jumlah atlet yang diikutsertakan jauh lebih sedikit pada SEA Games terakhir.

Selanjutnya Ketum KONI Pusat berharap organisasi pembinaan olahraga dapat tegas menindak atlet berdasarkan prestasinya. “Apabila atlet yang kita bina progresnya kurang signifikan kita berani degradasi, sebaliknya jika ada atlet yang menunjukkan prestasi baik, kita bina,” katanya.

Bahkan Cabor prioritas dalam DBON pun tidak permanen. Oleh karena itu, Ketum KONI Pusat inginkan Cabor yang ada bersaing positif untuk mendapat posisi prioritas DBON. “Saya berharap pimpinan Cabor tidak putus asa dan optimistis agar Cabor yang dipimpinnya bisa membawa prestasi terbaik untuk Indonesia,” sambungnya.

Memang disayangkan jumlah Cabor DBON lebih sedikit dari Cabor yang dipertandingkan pada Olimpiade namun hal tersebut terjadi karena ketersediaan anggaran olahraga yang ada.

Kembali ke ajakan untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia secara bersama. Undang-undang nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan mengamanatkan pemerintah daerah membina setidaknya satu Cabor unggulan sehingga pada Pekan Olahraga Nasional (PON), pesertanya adalah atlet terbaik hasil rekrutmen KONI Provinsi.

 “Setiap daerah harus punya setidaknya satu olahraga unggulan, jadi yang namanya bupati/walikota punya satu olahraga unggulan. Jika diminta atlet untuk PON, setiap kabupaten/kota bisa memberikan atlet yang baik,” kata Ketum KONI Pusat. Membina atlet juara dapat dibagi ke berbagai daerah, dengan bekerja keras bersama kita pasti meraih target.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *