Dorong Program Sentra Pacuan Kuda Tradisional dan Peternakan di Dompu, Ketum PP.Pordasi Survei Lokasi

Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP.Pordasi) di bawah kepemimpinan Triwatty Marciano terus berupaya meningkatkan kualitas pembinaan olahraga berkuda pacu di Tanah Air. Salah satu upayanya, yaitu dengan mendorong terwujudnya sentra pacuan kuda & peternakan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada hari Minggu, tanggal 20 Maret 2022, Ketua Umum (Ketum) PP.Pordasi berkunjung ke Doro Ncanga, Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, NTB. Di sana, terlihat ribuan hektar lahan ditumbuhi rumput makanan kuda, sapi dan kerbau. Lokasi luas itu seakan menjadi surga bagi hewan herbivora, termasuk kuda.

Turut mendampingi kunjungan Triwatty, Sekretaris Umum (Sekum) Pordasi NTB Malik beserta jajaran pengurus Pordasi NTB, pengurus Pordasi Dompu dan Pordasi Bima. Selain itu, turut serta juga Letjen TNI Purn Marciano Norman, Vivin Cahyani, Tirto Prima Putra.

Hadir juga beberapa tokoh atau pejabat setempat, Sekretaris Daerah (Sekda) Dompu Gatot Gunawan, MPMM., Dandim 1614 Dompu Letkol Kav. Taufik, S. Sos bersama istri Annisa Taufik, Asisten III Setda Dompu Agus Salim, S. Sos., Staf Ahli Bupati Dompu; M. Amin, S. Sos & Ir. Syarifuddin, Kepala BAPPEDA & Litbang Dompu Drs. H. Gaziamansyuri, Kepala Dinas (Kadis) PUPR Dompu Aris Ansyari, ST.MT, Kadis Dikpora Dompu H.A. Rifaid, Kadis Peternakan Ir. Zainal Arifin, Ajudan Administrasi Bupati Dompu Gufran Baharun, dan lainnya.

Triwatty berharap Doro Ncanga menjadi sentra peternakan kuda. Terdapat beberapa alasan mengapa kabupaten yang dipimpin oleh Abdul Kader Jaelani (yang juga Ketua Pordasi NTB) tersebut pantas menjadi sentra pembinaan pacuan kuda.

Pertama, dukungan kepala daerah terhadap olahraga prestasi. Baik Gubernur NTB, Zulkieflimansyah maupun Bupati Dompu Abdul Kader Jaelani paham bahwa industri olahraga yang berkembang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku olahraga berkuda.

Peternak kuda NTB harus dimaksimalkan potensinya. Jika peternakan kuda di sana maju, masyarakat peternak akan mendapatkan manfaatnya sehingga perekonomian masyarakat berkembang seiring aktivitas pembinaan yang dilakukan.

Keunggulan lainnya peternakan di sana adalah potensi pabrik pakan ternak yang besar, karena area sekitar merupakan penghasil jagung yang mana salah satu bahan pakan.

Kedua kepala daerah itu, baik gubernur maupun bupati ingin melestarikan kuda lokal. Selain itu, dengan berkembangnya kompetisi, peternakan kuda lokal di NTB juga akan berkembang.

Pada 12 Februari 2022, Gubernur NTB sampaikan akan mensyaratkan kuda lokal pada kompetisi yang diselenggarakan di NTB. Saat itu Zulkieflimansyah jelaskan tentang rencana festival pacuan kuda tradisional yang akan menjadi kebanggaan NTB.

Oleh karenanya, Gubernur NTB serius dalam mendorong pengembangan industri olahraga berkuda, khususnya peternakan. Di tambah, lapangan Pacuan Kuda berstandar internasional yang dicanangkannya dapat menjadi nilai tambah dalam bidding tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII Tahun 2028 yang diikuti provinsinya bersama NTT.

Ketum PP.Pordasi bersama pengurus Pordasi di NTB

Alasan Kedua, budaya masyarakat NTB yang dekat dengan kuda. Sebagaimana diketahui NTB dikenal dengan pacuan kuda, bahkan jokinya adalah atlet usia dini yang kerap disebut ‘Joki Cilik’. Kompetisi pacuan kuda tradisional telah mengakar sebagai budaya masyarakat. Diawali kecintaan kepada olahraga berkuda pacu sejak usia dini, pembinaan perlu digencarkan supaya kelak joki cilik dapat mempersembahkan prestasi kepada Ibu Pertiwi.

Merujuk hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pordasi 2022, telah disetujui adanya beberapa Sub Komisi di bawah Komisi Pacu, salah satunya Sub Komisi Pacuan Tradisional yang akan mengakomodir pacuan kuda yang telah mengakar di masyarakat. Peraturan Organisasi (PO) mengenaik pacuan tradisional segera dibuat yang mengatur penyelenggaraan pertandingan.

Suasana guyub saat makan sore di Doro Ncanga

Pertandingan pacuan kuda tradisional nanti mempedomani PO Pordasi guna keselamatan seluruh pihak.

“Keselamatan joki harus diutamakan, karena mereka adalah calon atau bahkan patriot olahraga bangsa yang berusaha membawa nama baik Indonesia melalui olahraga. Dalam kegiatan Pacuan Kuda, mereka wajib menggunakan helm pelindung, body protector dan juga sepatu bagi kudanya, sesuai dengan ketentuan dalam Kesejahteraan Kuda (Horse Welfare), dengan menjaga arena yang digunakan layak untuk keselamatan kuda khususnya kaki kuda. Selain itu penonton juga wajib dijamin keselamatannya melalui penertiban agar tidak ada kejadian penonton masuk ke dalam arena dan tertabrak kuda yang sedang berpacu,” jelas Triwatty.

Di sisi lain, kuda merupakan gengsi bagi masyarakat NTB. “Sekarang orang kalau bertemu, tidak lagi tanya anaknya berapa tapi kudanya berapa,” terang Malik Sekjen Pordasi NTB.

Kuda-kuda yang datang setelah dipanggil

Uniknya, ada kepercayaan khusus bagi masyarakat Dompu. Diyakini olahraga kuda harus dilakukan oleh manusia yang bersih. Pasalnya, dahulu kala yang melakukan olahraga berkuda adalah raja-raja atau orang terhormat yang dianggap memiliki kemuliaan.

Mengacu pada kepercayaan tersebut, masyarakat Dompu harus bersih di saat mempersiapkan suatu kompetisi hingga pemenang ditentukan. Mereka yang terlibat kompetisi pacuan kuda harus bersih hatinya, seperti jujur, rendah hati, berlaku benar, saling menghormati, mampu menahan nafsu dan sebagainya.

Mereka yang menghadapi kompetisi seakan melakukan puasa sejak masa persiapan pertandingan pertama. Pengorbanan untuk menjadi pribadi yang baik dilakukan guna mengupayakan hati yang bersih, supaya kuda menunjukkan performa optimal.

Kondisi yang mengharuskan pegiat pacuan tradisional menjadi pribadi yang baik, dirasakan manfaatnya oleh keluarga. Begitu cerita dari Malik.

Dua alasan itu sudah cukup untuk membuat Dompu sebagai sentra peternakan pacuan kuda pacu tradisional. Ketum PP.Pordasi berharap agar di sekitar lokasi dibangun fasilitas penunjang seperti akomodasi dan hiburan. Dengan begitu, Doro Ncanga yang berada di kaki Gunung Tambora tersebut akan menjadi magnet bagi pariwisata sebagaimana Mandalika.

Suasana Geopark Gunung Tambora

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *