HIGHLIGHT HARI INI

Novak Djokovic Positif Virus Corona

Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic dan istrinya Jelena positif terinfeksi virus corona setelah berkompetisi di kejuaraan Adria Tour selama dua pekan berlangsung yang berlangsung di Beograd, Serbia, dan Zadar, Kroasia.


Dikutip dari CNNIndonesia.com, sejauh ini baru Djokovic dan Jelena saja yang dikonfirmasi terpapar Covid-19. Sementara putra mereka, Stefan (5) dan putrinya Tara (2) belum tertular virus tersebut.

“Saat kami tiba di Beograd, kami dites. Hasil tes saya positif, hasil yang sama juga dimiliki Jelena, sedangkan hasil anak-anak kami negatif,” ujar Djokovic.

Djokovic mengatakan, salah satu tujuannya mengikuti turnamen Adria Tour guna berbagi pesan solidaritas dan kasih sayang. Petenis 33 tahun itu menjelaskan, seluruh aktivitasnya dalam sebulan terakhir termasuk di ajang tersebut dilakukan dengan niat yang tulus.

“Tur dirancang untuk membantu dan menaikkan petenis dari Eropa Tenggara mendapatkan akses ke beberapa turnamen yang kompetitif, sementara beberapa tur lain ditunda karena Covid-19,” ucap Djokovic.

Dalam kesempatan tersebut Djokovic juga mengaku sangat menyesal dengan setiap penularan yang terjadi karena virus corona. Ia berharap hal tersebut tidak menular kepada orang lain.

“Saya akan tetap menjalani isolasi mandiri selama 14 hari ke depan, dan akan kembali melakukan tes dalam lima hari,” kata Djokovic.

Alasan Lain Shin Mau Bawa Timnas ke Korsel

Tingginya kasus COVID-19 di Indonesia bukan satu-satunya alasan Shin Tae-yong ingin membawa Timnas U-19 pemusatan latihan di Korea Selatan. Ada yang jauh lebih penting dari itu.
Shin saat ini sedang berada di Korea Selatan setelah diizinkan PSSI pulang kampung pada awal April 2020. Sampai saat ini pelatih berusia 49 tahun itu belum kembali ke Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan, Shin menggelar latihan virtual bersama para pemain Timnas U-19. Tujuannya untuk persiapan jelang Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021.

Pandemi virus corona menjadi masalah serius dalam memuluskan program kerja kepelatihan Shin. Agar tetap bisa bekerja secara maksimal dan membentuk Timnas U-19 yang kuat, Shin mengusulkan menggelar training center (TC) di Korea Selatan.

Shin juga membuka opsi-opsi tempat pemusatan latihan di wilayah lain. Catatannya tentu daerah pemusatan latihan bisa aman dari COVID-19 dan bisa memfasilitasi kebutuhan tim.

“Virus corona meledak dan pada 5 Mei, program latihan diserahkan ke PSSI. Mulai 1 Juli, saya ingin mengadakan latihan di Korea Selatan dan negara lainnya,” kata Shin seperti dikutip Detik Sport.

Shin lantas ditanya terkait alasannya ingin membawa para pemainnya ke Korea Selatan. Dia mengaku ingin menggunakan cara latihan yang berbeda, tidak sekadar menggenjot fisik.

“Ketika saya menggelar shuttle run (lari bolak-balik), saya biasanya dapat 60 hingga 70 pemain (Korea), tetapi 30 hingga 40 pemain Indonesia menyerah. Saya tidak ingin melatih dengan keras. Saya pikir, kami dapat meningkatkan kemampuan dengan mengetahui posisi kami dan menguatkannya.”

“Sebelum Piala Dunia Korea-Jepang 2002, tim nasional Korea melaju setelah melewati proses evaluasi melawan tim yang kuat. Jika COVID-19 masih tinggi di Indonesia, tidak mungkin untuk menghadapi tim kuat. Jadi, selama periode isolasi mandiri di negara lain, mereka menjaga kondisi fisik, nutrisi makanan, berusaha meningkatkan skill, kinerja melalui program pelatihan dan evaluasi selama 6 minggu.”

“Selanjutnya tim kembali ke Indonesia pada September dan menggelar pertemuan,” Shin membeberkannya.

PB PASI Ikuti Anjuran IAAF Adakan Tes PCR dan Imunitas

PB Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) belum berencana memulai pelatnas atletik di Jakarta. Mereka ingin melakukan tes PCR dan tes imunitas lebih dulu kepada Lalu Muhammad Zohri cs.
Demikian disampaikan pelatih nasional estafet putra Eni Nuraini. Dia mengatakan dalam rapat terakhir antara pelatih PASI pada akhir Mei lalu. Belum ditetapkan jadwal pemanggilan kembali untuk atlet-atlet yang dikembalikan ke daerah.

Federasi, sebut Eni, tengah berupaya menyiapkan administrasi untuk tes kesehatan pada atlet lebih dulu. Adapun tes yang dilakukan meliputi: tes PCR (Polimerase Chain Reaction) dan tes imunitas.

“Memang menurut anjuran International Association of Athletics Federations (IAAF) itu sebelum atlet kembali latihan di lintasan harus tes PCR dan tes imunitas. Jadi kami harus mengikuti sebelum memanggil atlet pelatnas,” kata Eni kepada detikSport, Selasa (23/6/2020).

“Tes imunitas untuk melihat bagus atau tidak daya tahan tubuh atletnya. Karena kalau atlet latihan kan otomatis menurun sehingga bisa diantisipasi apakah ditambah apa atau apa,” ujarnya.

Menyoal mekanisme tes yang akan dilakukan, menurut Eni, federasi saat ini tengah mempersiapkan proposal untuk diajukan kepada Kemenpora. “Karena ini atlet pelatnas sehingga PB yang akan menyiapkannya. Hanya saya PB akan usul kepada pemerintah untuk bisa dibantu fasilitasnya untuk atletik,” dia menjelaskan.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kemenpora menyatakan akan memfasilitasi tes PCR dan rapid test kepada atlet pemusatan latihan nasional.”Sambil menunggu itu, atlet masih tetap latihan di daerah di bawah pemantauan pelatda. Kami, pelatih pelatnas juga tetap memantau dengan program yang sudah diberikan sejak awal,” lanjutnya.

Profil Singkat M. Reza Pahlevi Isfahani

M. Reza Pahlevi Isfahani merupakan pemain bulutangkis ganda putra jebolan klub PB Jaya Raya kelahiran Blitar, Jawa Tengah, 6 Agustus 1997.

M. Reza Pahlevi Isfahani berduet dengan Akbar Bintang Cahyono, sempat menduduki peringkat 34 dunia ganda putra pada September 2018 yang menjadi peringkat dunia tertinggi sampai saat ini.

Berduet dengan Kenas Adi Haryanto dan Akbar Bintang Cahyono pada gelaran BWF International Challenge, M. Reza Pahlevi berhasil meraih dua gelar di turnamen Singapore International 2017 dan Finnish Open 2018.

Di gelaran Iran Fajr International, Orleans International, Indonesia International tahun 2017 dan 2018 bersama Kenas Adi Haryanto, M. Reza Pahlevi Isfahani harus puas menempati posisi runner-up.

Gelar perdana pemain yang akan menjadi rekan duet pemain ganda putra peringkat 1 dunia, Kevin Sanjaya di Mola TV PBSI Home Tournament, di BWF World Tour diraihnya pada turnamen Akita Masters 2018.

Kala itu, M. Reza Pahlevi Isfahani berhasil meraih gelar Akita Masters 2018 berduet dengan Akbar Bintang Cahyono dan mengalahkan pasangan Jepag, Hirokatsu Hashimoto/Hiroyuki Saeki dengan skor 21-16, 21-6.

Sayang, di partai final Hyderabad Open 2018, pasangan M. Reza Pahlevi/Akbar Bintang harus takluk dari pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dalam pertandingan dua game dengan skor 16-21, 14-21 dan harus puas menjadi runner-up.

Pada 24-26 Juni mendatang, Kejuaran Mola TV PBSI Home Tournament akan mulai bergulir, dimulai dari sektor ganda putra dan M. Reza Pahlevi akan mengarungi perjalanannya di kompetisi antar sesama pemain pelatnas tersebut dengan Kevin Sanjaya.

Mola TV PBSI Home Tournament akan diselenggarakan layaknya kejuaraan resmi, lengkap dengan referee, wasit, hakim servis, hakim garis, serta team match control.  

Pertandingan akan dilangsungkan dua sesi setiap harinya. Sesi pertama dimulai pada pagi hari pukul 08.30 WIB. Sedangkan sesi sore akan berlangsung pada pukul 15.00 WIB.

Pendapat Broto Happy Soal Calon Ketum PBSI

Broto Happy, salah satu pengamat bulutangkis nasional, baru-baru ini merilis sejumlah nama yang masuk bursa calon Ketua Umum PBSI periode 2020-2024 dan beberapa nama yang diusulkan datang dari kalangan pejabat pemerintahan.

Sebut saja Erick Thohir yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN, kemudian Bambang Soemantri selaku Menristek. Dari kalangan menteri, masih ada Hamid Awaluddin dari Kemenkumham.

Sementara dari posisi strategis lainnya, ada nama Moeldoko selaku Kepala Staf Kantor Kepresidenan, hingga Kapolri Idham Azis yang juga masuk dalam bursa calon ketua organisasi bulutangkis nasional.

Para pengamat bulutangkis mengaku tidak masalah jika nantinya pejabat pemerintahan yang akan kembali mengisi posisi Ketua Umum PBSI 2020-2024.

“Bulutangkis kan cabang yang berprestasi, pemimpinnya pasti orang yang hebat, salah satunya dinilai dari mereka sebagai pejabat, menteri atau pembantu presiden,” ungkap Broto Happy.

“Mereka pejabat tentu memiliki kelebihan, networkingnya mesti bagus, manajemen juga oke, pergaulannya luas, dan yang tidak kalah penting mereka bisa mencari duitlah, agar pembinaan bulutangkis sepanjang tahun bisa jalan,” jelas Broto Happy lagi.

Hanya saja, hingga kini pengurus PBSI pusat dan provinsi nampaknya masih disibukkan dengan persiapan menggelar turnamen internal dan menghadapi pandemi Covid-19, sehingga belum ada kabar soal persiapan Munas 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *