New Normal, Klub Bisa Habiskan 28 Juta Tiap Laga untuk Rapid Test

Dalam pedoman pencegahan penularan virus corona untuk klub sepak bola yang disiapkan PSSI dicantumkan kewajiban untuk melaksanakan rapid test di setiap pertandingan. Untuk keperluan ini, klub-klub peserta Liga 1 maupun Liga 2 2020 diprediksi bisa merogoh biaya sampai Rp28 juta.

Ketua Tim Medis PSSI, Syarif Alwi yang masuk dalam jajaran penyusun pedoman kesehatan itu mengatakan tiap klub akan diminta untuk melakukan rapid test sebelum memulai pertandingan. Bahkan, tim yang melakukan laga tandang diwajibkan untuk dua kali melakukan rapid test Covid-19.

“Semua tim yang akan melakukan away, sebelum datang di kota asalnya akan lebih dulu melakukan rapid test. Lalu, setibanya di kandang lawan sebelum masuk juga akan dilakukan rapid test lagi. Sebab rapid test itu masa berlakunya hanya tiga hari,” kata Syarif Alwi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/6).

Biaya yang dikeluarkan klub untuk rapid test pun diprediksi bakal cukup besar. Dengan estimasi sekali rapid test sebesar Rp350 ribu per orang, bila satu tim penuh diisi 40 orang, dalam sekali rapid test, klub akan merogoh Rp14 juta. Jumlah itu bakal berlipat untuk klub tandang alias mereka bakal merogoh kocek sebesar Rp28 juta.

“Rapid test ini memang mahal, banyak klub juga yang bilang,” ungkap Syarif Alwi yang juga Dokter Timnas Indonesia tersebut.

Protokol rapid test itu nantinya juga akan diberlakukan buat Timnas Indonesia yang rencananya akan menggelar pemusatan latihan (TC) di Jakarta. Tiap pemain yang datang dari daerah akan lebih dulu dilakukan rapid test melalui dokter Timnas Indonesia.

Selain rapid tes, pemain juga diminta membawa SIKM atau Surat Izin Keluar Masuk untuk bisa ke Jakarta yang bisa diunduh secara gratis di laman Pemprov DKI. Tidak ada biaya khusus yang harus dikeluarkan untuk pembuatan SIKM tersebut.

Panduan atau protokol kesehatan lain di masa new normal juga meliputi standar kebersihan. Mulai dari penyemprotan disinfektan di lapangan, bench pemain sampai ke ruang ganti.

“Saya sedang berusaha supaya minggu ini sudah bisa selesai. Panduan ini sudah kami serahkan ke Kementerian Kesehatan, hanya ada revisi minor saja. Pengawasan nanti kami kasih tanggung jawab ke dokter tim yang akan memberikan laporan ke PSSI melalui Komite Medis,” sebut Syarif Alwi.

Setelah pedoman protokol kesehatan sepak bola itu jadi, lanjut Syarif Alwi, PSSI akan menggelar workshop bersama tim dokter dari semua klub. Dokter tim yang nantinya akan mensosialisasikan panduan tersebut kepada seluruh aspek di klub.

“Kalau ada yang mau memodifikasi silakan, tapi tanggung jawab karena kami sudah kasih panduannya. Kalau ada yang keluar dari panduan ini ya itu juga jadi tanggung jawab mereka,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *