Penyebaran Corona dan Penyelenggaraan PON XX 2020

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua direncanakan akan mulai digelar pada 20 Oktober 2020. Hari ini adalah tepat 202 hari sebelum PON dibuka secara resmi. Akan tetapi kepanikan terjadi dalam membahas PON dikarenakan penyebaran virus Corona.

Per 1 April 2020, di Indonesia Corona telah menginfeksi 1.677 orang. Sebanyak 103 telah sembuh dan 157 lainnya telah meninggal dunia. Hal tersebut membuat panic karena peningkatannya drastic. Pasalnya pada awal Maret hanya 2 orang yang positif Corona.

Penyebarannya bahkan memaksa Olimpiade Tokyo 2020 diundur setahun, tepatnya dimulai pada 23 Juli 2021. Berbagai event besar juga telah ditunda seperti berbagai pertandingan sepak bola di Eropa, Pertandingan Bulu Tangkis (Thomas & Uber Cup), MotoGP, Kejuaraan Tenis Meja Dunia dan bahkan Formula E di Jakarta.

Kondisi tersebut membuat banyak yang membahas terkait pelaksanaan PON XX di Papua. Atlet wushu, Edgar Xavier Marvelo desak PON diundur jika pandemi Corona belum selesai. Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda minta pemerintah berikan kepastian soal penundaan PON.

“Kami meminta agar pemerintah segera memberikan kepastian atas penundaan pelaksanaan PON Papua. Jangan sampai dengan para pemangku kepentingan olahraga nasional, mulai dari atlet, pelatih, dan ofisial cabang-cabang olahraga terkatung-katung menunggu kepastian pelaksanaan PON,”, ujar Juru bicara DPP PKB.

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot Dewa Broto tanggapi pernyataan tersebut. “Kami saat ini pun terus berkomunikasi dengan pihak PB.PON, untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan saat ini,”, jelas Gatot. “Masalah PON, kami masih berkomunikasi dengan Gubernur Papua apakah tetap digelar sesuai jadwal atau ditunda,”, tambahnya. Gatot pun menyampaikan bahwa pemerintah akan siapkan Plan A dan Plan B terkait PON.

Penyebaran Corona memberikan dampak pada persiapan pembangunan venue PON. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) akui berkurangnnya suplai barang (material) masuk ke Papua saat ini.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman sampaikan apresiasi atas persiapan PON yang selama ini sudah berjalan sesuai rencana. Ia berharap walaupun terdampak kondisi saat ini, persiapan PON tidak terdampak besar. “Saya mengharapkan pembangunan venue tetap bisa berjalan dan tidak mundur terlalu jauh.”, jelasnya.

KONI Pusat sendiri akan pantau dan evaluasi lebih ketat. “Tetapi menyikapi perkembangan dari ancaman Covid-19 ini, tentunya KONI Pusat akan selalu membuat evaluasi dari waktu ke waktu.”, terang Marciano. Evaluasi tersebut juga akan melibatkan seluruh pihak terlibat dalam PON seperti pimpinan cabang olahraga, pimpinan KONI Provinsi maupun dengan Ketua PB.PON (Gubernur Papua, Lucas Enembe) dan selalu berkomunikasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Zainudin Amali).

Bagaimanakah perkembangan virus Corona beberapa bulan ke depan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) prediksi Corona di Asia Pasifik jauh dari kata selesai. Direktur Regional Pasifit Barat WHO, Takeshi Kasai sampaikan melawan Corona merupakan pertempuran jangka panjang. Ia ingatkan agar Negara yang alami penurunan kasus tidak lengah karena dapat terjadi gelombang kedua.

Di dalam negeri, telah ada beberapa penelitian lebih lanjut khusus di Indonesia. Beberapa Peneliti dari 3 universitas terkemuka di Indonesia telah melakukan kajian terkait berakhirnya virus Corona.

Pakar permodelan matematika Universitas Gajah Mada (UGM) prediksi Corona akan sentuh angka total sebanyak 6.174 kasus di akhir pandemic yakni akhir Mei 2020. Mereka gunakan model probabilistic data driven model (PDDM).

Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) prediksi epidemic Corona akan memuncak pada pertengahan April 2020. Pandemi tersebut diprediksi berakhir di Indonesia pada akhir Mei 2020 hingga awal Juni 2020. Penelitian ITB menggunakan Model Richards Curve.

Tak kalah dari UGM dan ITB, Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia (UI) membuat rilis terkait akhir pandemic Corona. Kali ini, matematikawan UI gunakan model yang berbeda juga yakni SIRU. Lebih menariknya, pada kajian tersebut, terdapat 3 skenario yakni:

Skenario pertama jika Per 1 April 2020, tidak ada kebijakan signifikan dan tegas kurangi interaksi antar manusia (seperti biasa tanpa pencegahan): Pandemi berakhir pada Agustus – awal September 2020.

Skenario kedua jika Per 1 April 2020, kebijakan ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam kurangi interaksi antar manusia, di tambah masyarakat kurang disiplin: Pandemi berakhir pada akhir Juni – awal Juli 2020.

Skenario ketiga jika Per 1 April 2020, kebijakan tegas dan strategis sehingga berhasil kurangi interaksi antar manusia, di tambah masyarakat disiplin: Pandemi berakhir pada Mei – awal Juni 2020.

Jika mengacu pada penelitian yang ada, PON masih dapat diselenggarakan sesuai jadwal. Walaupun demikian, tetap perlu waspada adanya gelombang kedua sehingga kesehatan dan kebersihan harus tetap dijaga.

Namun jika PON harus ditunda, diharapkan pembangunan venue tetap berlangsung agar rampung tidak jauh dari target. Venue yang sudah siap pakai tetap harus dijaga dengan baik pemeliharaannya dan keamanannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *