Baru Mencoba Dressage, Atlet Nasional Asian Games 2018 Langsung Sabet Medali

Tak seorangpun tahu kapan Pandemi Covid-19 berakhir. Namun begitu, menyerah dengan keadaan bukanlah pilihan. Produktivitas perlu tetap digenjot, tetapi dengan penyesuaian tertentu agar mata rantai penularan virus terputus. Dalam dunia olahraga prestasi, pembinaan olahraga masih dapat dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19.

Salah satu pertandingan yang digelar kembali adalah Equestrian Champions League (ECL). Adanya pertandingan dapat membantu berlanjutnya pembinaan olahraga ketangkasan berkuda. Dengan adanya pertandingan dapat berdampak pada peningkatan pengalaman serta performa atlet. Bahkan bisa juga menjadi ajang seorang atlet melakukan terobosan.

wawancara di jeda pertandingan ECL Series 5

Terobosan dilakukan oleh salah satu atlet yang bertanding pada hari pertama dan kedua di ECL Series 5, yakni Jendry Palandeng. Pada hari pertama ECL Series 5, ia mengikuti pertandingan Dressage kelas Prix St. Georges. Meski namanya telah lama dan juga dikenal berprestasi dalam Equestrian namun pengalaman dalam Dressage sangat minim.

Kala diselenggarakannya Asian Games 2018 di Indonesia, Jendry mewakili kontingen Indonesia. Jendry berjuang dalam disiplin eventing ketika pertandingan multi event paling bergengsi di Asia tersebut digelar. Tak tanggung, ia maju hingga final dan duduki urutan ke-13 di Benua Asia. “Jadi dari tim (4 orang), saya sisa sendiri sampai final, perjalannya cukup panjang, rumit,” kenangnya.

Dressage merupakan yang pertama dan ECL Series 5 akan menjadi kenangan manis bagi Jendry. Tegang pun menjadi tantangan yang harus dihadapi pria yang sudah berlatih olahraga berkuda sejak menginjak usia 18 tahun. “Pertandingannya cukup seru tapi tegang karena baru pertama kali di disiplin dressage, lumayan tegang, takut lupa,” jelas rider yang mewakili klub DNV Pamulang Equestrian Centre.

“Di dressage ini baru karena kebetulan ada sponsor, ada kuda juga, kita coba,” jelasnya bersemangat melakukan terobosan disiplin lainnya. Meski membela Indonesia melalui eventing, namun Jendry umumnya ikut serta dalam show jumping. “Biasanya aku lebih di show jumping karena eventing hampir jarang, jadi lebih banyak jumping,” jelasnya.

Namun demikian, pada percobaan pertamanya Jendry langsung naik podium. Ia berhasil meraih perunggu dalam kesempatan pertamanya mencoba disiplin lain di tengah pandemi.

Berselang satu hari, prestasi Jendry meningkat. Kembali bertanding di kelas yang sama pada hari kedua ECL Series 5, Jendry meraih medali perak. Hal tersebut merupakan peningkatan drastis untuk rider yang baru berpindah disiplin meski masih dalam komisi equestrian.

 Adapun dalam berkuda equestrian terdapat beberapa disiplin tersendiri, antara lain;

  • Show Jumping, menunjukkan ketangkasan pengendalian dalam berkuda,
  • Dressage, perpaduan estetika dan pengendalian kuda yang baik,
  • Eventing, tiga hari event diawali Dressage di hari pertama, cross country pada hari berikutnya dan show jumping pada hari terakhir,
  • Endurance, menunggangi kuda jarak jauh dengan menggunakan hanya satu kuda, jarak tempuh beberapa puluh kilometer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *