HIGHLIGHT HARI INI

Dialog Virtual KONI Pusat Bersama APKORI

Jakarta, 19 Juni 2020 – Saat ini dunia sedang memasuki tatanan dunia yang baru atau lebih di kenal dengan new normal. Masa pandemik yang berkepanjangan disebabkan penyebaran Covid-19 telah membuat sendi-sendi kehidupan seluruh dunia terhenti sejenak.

Begitu juga dengan seluruh aktivitas keolahragaan baik level nasional maupun internasional. Banyak sudah kegiatan olahraga yang tertunda bahkan gagal untuk dilaksanakan karena kondisi pandemik Covid-19.

Olimpiade yang rencana akan di laksanakan di Tokyo tahun 2020 bergeser waktunya menjadi tahun 2021, begitu pula kegiatan yang di level nasional seperti PON 2020 yang akan dilaksanakan pada Bulan Oktober 2020 juga terdampak sehingga bergeser ke tahun 2021. Dari dampak ini seluruh kegiatan ditahun 2020 rencananya akan banyak bergeser ke tahun 2021, sehingga ditahun 2021 akan banyak agenda kegiatan olahraga dilaksanakan baik yang bersifat singleevent maupun multievent.

Dari kondisi tersebut diatas KONI Pusat yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan olahraga di tanah air sebagai mitra dari pemerintah dianggap perlu untuk mengelurkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menghadapi tahun 2021 dengan agenda yang cukup padat untuk kegiatan olahraga prestasi. Karena itu dalam kesempatan ini KONI Pusat perlu mendapatkan masukan-masukan terbaik untuk dapat disampaikan kepada pemerintah.

Sehingga hari ini dapat terlaksanakan kegiatan secara virtual dialog dengan APKORI (Asosisasi Profesor Keolahragaan Indonesia) bersama KONI Pusat dimana agenda dialog di titik beratkan kepada pembinaan olahraga prestasi dimasa pandemik Covid-19, lalu bagaimana menerapkan protokol atau pedoman umum yang dilaksanakan untuk pembinaan olahraga prestasi, dan dalam kesempatan ini Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman juga ingin mendapatkan masukan dari APKORI terkait rencana revisi Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) yang saat ini masuk dalam Prolegnas di DPR-RI.

Ketua Umum APKORI Prof. Djoko Pekik Irianto dalam sambutannya menyampaikan bahwa APKORI sebagai lembaga atau asosiasi profesi guru besar khusus bidang keolahragaan saat ini beranggotakan lebih dari 60 orang guru besar dari seluruh Indonesia, sangatlah bangga bisa dapat di jadikan mitra berdialog oleh KONI Pusat dimana kesempatan ini jarang terjadi dimasa-masa sebelumnya, kesempatan ini juga digunakan sebagai ajang silahturahmi guru besar seluruh indonesia.

Dari hasil dialog tercatat ada 5 poin penting disampaikan oleh APKORI, antara lain :

  1. Pembinaan olahraga prestasi tetap harus berjalan meskipun dalam masa pandemik Covid-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan
  2. Atlet adalah aset yang harus dijaga kesehatannya
  3. Harus segera memetakan cabang-cabang olahraga dalam kaitannya dengan membuat protokol kesehatan
  4. Apabila nanti protokol kesehatan telah dibuat, harus ditaati sebaik-baiknya
  5. Penganggaran untuk tes Covid-19 perlu segera dibahas bersama

Dalam sambutan penutup Ketua Umum KONI Pusat berterima kasih kepada APKORI yang telah banyak memberikan masukan positif untuk menjadi bahan KONI Pusat, dalam kesempatan ini pula Ketua Umum KONI Pusat meminta kepada APKORI untuk menjadi mitra resmi ketika ada hal-hal startegis terkait pembinaan olahraga prestasi harus di lakukan.

Menpora Imbau Instansi Pemerintah & Swasta Adakan Senam Setiap Jumat

Dalam memasuki kondisi new normal kali ini, Menpora Zainudin Amali mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan berolahraga. Salah satunya adalah dengan mengimbau semua instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan olahraga dengan senam bersama di setiap hari Jumat (Krida).
Lewat surat Nomor S.6.17.1 / MENPORA / VI / 2020, Zainudin mengatakan surat tersebut sudah dikirimkan ke kementerian, lembaga non kementerian, pemerintah provinsi, kabupaten, BUMN dan perusahaan swasta.

“Dalam surat itu, kami mengimbau pada setiap hari Jumat, kita kembali lagi melakukan aktivitas fisik yakni senam kebugaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” jelas Zainudin dalam keterangan tertulis pada Setik Sport, Jumat (19/8/2020).

Zainudin pada pagi ini bersama seluruh pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang sedang datang ke kantor (WFO) melakukan senam bersama dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Zainudin yang menggunakan pakaian olahraga lengkap sangat menikmati kegiatan senam tersebut dan tetap mengikuti irama musik. Dirinya pun mengikuti setiap gerakan senam yang dilakukan instruktur senam.

“Kita lakukan senam bersama ini tujuannya agar para pegawai di perkantoran agar selalu bugar. Kalau pegawainya bugar maka daya tahan tubuhnya bagus dan juga imunnya bagus. Dulu kita juga sudah melakukan senam bersama ini di hari Jumat pagi, dan sekarang kita kembalikan lagi setiap Jumat untuk melakukan senam bersama ini, ” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Zainudin juga meminta kepada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta agar senam bersama ini bisa dilombakan antar unit. Ini karena sudah ada imbauan kepada seluruh kementerian dan lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten/kota bahkan perusahaan BUMN dan swasta untuk setiap hari Jumat jam 7: 00 WIB sampai jam 8:00 melakukan senam bersama.

“Jadi jangan sampai instansi-instansi lain melaksanakan himbauan dari kita tetapi kita sendiri yang menghimbau tidak melakukan senam bersama ini. Dan penanggung jawab senam setiap hari Jumat sesuai dengan bidangnya pembudayaan, Pak Isnanta,” pungkasnya.

Kemenpora Hanya Bantu Biaya Tes PCR untuk Pelatnas

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan hanya akan membantu pemenuhan biaya protokol kesehatan berupa tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Tes PCR menjadi syarat utama jika PSSI melalui PT Liga Indonesia berencana kembali menggelar kompetisi di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Namun, dibutuhkan biaya besar untuk bisa melaksanakan kewajiban protokol tersebut.

Kondisi itu juga menjadi beban tambahan baru buat klub, PSSI maupun LIB yang secara finansial di masa pandemi sedang tidak stabil. Biaya untuk melakukan tes PCR sekali per orang ditaksir mencapai Rp1,5-2 juta.

Jika satu tim terdapat 40 orang termasuk pemain, pelatih, ofisial dan staf artinya klub harus mengeluarkan Rp60 juta sekali tes. Jika tes PCR harus dilakukan secara berkala dua pekan sekali selama kompetisi digelar di new normal sesuai aturan masa inkubasi maksimal Covid-19 atau 15 kali tes, klub harus siap menggelontorkan Rp900 juta semusim.

Beban itu semakin berat dirasakan klub yang tidak mendapatkan tambahan pemasukan dari penjualan tiket jika kompetisi digelar tanpa penonton. Sementara itu, pemerintah melalui Kemenpora dipastikan hanya bisa membantu memfasilitasi pembiayaan tes PCR khusus untuk pelatnas.

“Yang menjanjikan PCR siapa? Gugus Tugas [Percepatan dan Penanganan Covid-19]. Artinya kalau wajib, ikuti apa kata Gugus Tugas. Karena yang kami bantu [fasilitasi tes PCR] untuk pelatnas saja. Termasuk Timnas U-19, Timnas U-16 dan senior,” ucap Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Jumat (19/6) seperti dikutip CNNIndonesia.com.

KONI Pusat Terbitkan Protokol Kesehatan Normal Baru

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat resmi mengeluarkan protokol kesehatan untuk memulai lagi proses pembinaan olahraga prestasi pada era normal baru. Protokol kesehatan dengan nomor 571/UMM/VI/2020 tentang Pedoman Umum Protokol Olahraga Prestasi Menuju Pola Hidup dan Tatanan Baru di Era Pandemik Covid-19 dirilis KONI Pusat pada Kamis (18/6/2020).

Protokol kesehatan tersebut nantinya akan menjadi acuan bagi setiap cabang olahraga prestasi untuk memulai kegiatan pelatnas dan kompetisi pada era new normal.

Protokol tersebut mengatur tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan rapat, kepelatihan, dan penyelenggaraan kompetisi/pertandingan.

Aturan pertama untuk penyelenggaraan rapat adalah sebisa mungkin mengadakannya secara daring. Apabila tidak memungkinkan menggunakan fasilitas daring, jumlah peserta rapat harus dibatasi, seluruh peserta wajib menggunakan masker, dan menjaga kebersihan.

Adapun aturan mengenai kepelatihan menyebutkan adanya prioritas untuk kegiatan persiapan Olimpiade 2021 di Jepang serta PON XX/2021. Disebutkan juga atlet dan pelatih yang terlibat diwajubkan menggunakan masker, mengecek suhu tubuh, dan membatasi kontak dengan orang di luar pelatihan.

Untuk penyelenggaraan kompetisi, poin penting yang diatur adalah kewajiban menggunakan masker untuk semua pihat termasuk penonton, pengaturan jarak, pengaturan penggunaan ruang ganti, dan kewajiban menyediakan tempat cuci tangan.

Panduan protokol ini juga menekankan pentingnya dibuat protokol yang lebih rinci sesuai cabang olahraga masing-masing karena keadaan tiap cabang pasti berbeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *