Atlet ECL 2020 Semakin Meningkat Kemampuan Tekniknya dalam Berkuda Equestrian

Budi Tulodo, salah satu atlet yang bertanding pada ECL 2020 Seri ketiga SESI tiga

Terselenggara kembalinya Equestrian Champions League (ECL) 2020, liga berkuda pertama di Indonesia ini banyak memberikan dampak positif untuk para atlet berkuda. Juri show jumping ECL 2020 Seri Ketiga Sesi tiga, Jupri Mardi menyatakan hal tersebut.

Menurutnya, sebuah liga adalah jawaban dari para atlet untuk terus bertanding secara berkelanjutan. Di mana, para atlet dapat dilihat kemampuannya secara konsisten pada setiap serinya. “Atlet-atlet aman paling tidak dengan adanya liga, dengan melakukan pertandingan enam seri setahun. Itu selain dari pertandingan lainnya juga. Sehingga mereka memiliki motivasi untuk terus berlatih,” tuturnya.

Selain itu, Jupri yang telah menjadi juri show jumping ECL 2020 sejak seri pertama juga mengatakan kalau saat ini atlet berkuda yang ikut berkompetisi telah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan mereka dalam berkuda. Hal itu ditunjukkan dengan teknik para atlet yang mampu menguasai course yang diberikan dalam pertandingan show jumping di ECL 2020 Seri Ketiga ini.

“Saya lihat dari tekniknya ada kemajuan. Karena course yang dibuat level tiga, jadi lumayan mereka harus belajar dari teknik-teknik yang digunakan untuk course itu,” jelas Jupri. Adapun yang membuat course desain di seluruh pertandingan ECL seri ketiga dan seri keempat adalah Rafiq Hakim Radinal, dibantu oleh Lettu Kav Yudi Irianto. Untuk course pada show jumping sendiri terdiri dari beberapa tingkatan atau level, yaitu level satu hingga level empat.

Semakin tinggi level, maka makin sulit pula rintangan dan teknik yang harus dikuasainya. Adinda Yuanita selaku Co-Founder ECL pun sempat mengatakan beberapa saat lalu kalau untuk seri-seri berikutnya ECL akan jauh lebih challenging untuk para atlet.

Jupri pun memberikan tips singkat untuk para atlet muda agar kemampuannya dapat semakin meningkat dan bisa memenangkan pertandingan. Yaitu, sering-sering berlatih, mentaati apa yang diinstruksikan oleh pelatih, sering-sering dekat dengan kuda dan ikuti pertandingan berkuda.

Tak hanya pendapat sang juri tentang peningkatan kualitas atlet, Co-Founder ECL juga mengakuinya. Nadia Marciano sampaikan tingkat kompetitif peserta semakin baik dan merata. “Sampai seri ketiga ini, kualitas atlet merata di seluruh klub, ini bakal seru sampai nantinya”, jelas Nadia akan kemajuan pembinaan olahraga ketangkasan berkuda.

Menanggapi kesuksesan ECL 2020, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman berharap kemajuan pembinaan prestasi olahraga berkuda juga terjadi pada disiplin berkuda lainnya. “Seperti pacuan kuda, polo, Horseback Archery atau memanah di atas kuda”, terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *