Timnas Taekwondo Indonesia Raih 2 Perunggu di Prancis Open 2022

Oleh : Humas PBTI

Jakarta ( 28/11) Setelah mengikuti kejuaraan dunia taekwondo di Mexiko, Timnas taekwondo Indonesia kembali mengikuti ajang turnamen taekwondo di Eropa, yakni kejuaraan taekwondo Prancis terbuka.

Di ajang kejuaraan internasional ini, Timnas meraih 2 medali perunggu. Kejuaraan Internasional yang rutin digelar setiap tahun ini berlangsung di Palais des Sports Maurice Thorez Paris, Prancis 25 – 28 November 2022. Level Kejuaraan G-2 yang diikuti 21 negara dari 1045 peserta dari berbagai kategori (Kadet, Junior dan Senior) ini juga merupakan bagian dari tour pemanasan bagi para taekwondoin dunia menuju Olimpiade Paris 2024.

Atas prestasi dunia tersebut, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman mengucapkan selamat. “Selaku Ketua Umum KONI Pusat, saya mengucapkan selamat kepada atlet taekwondo Indonesia yang telah berhasil mempersembahkan mendali pada kompetisi internasional. Tentunya prestasi tersebut memotivasi kita bahwa, atlet Indonesia ini mampu berprestasi dunia. Ke depan, dengan peningkatan kualitas pembinaan atlet Indonesia khususnya taekwondo pasti mampu menjadi juara dunia.”, kata Ketum KONI Pusat

“Terima kasih kepada atlet, pelatih dan tentunya PB.TI yang telah berhasil mengantar atlet meraih prestasi,” sambungnya

Timnas Taekwondo Indonesia sendiri mengirimkan 5 orang atlet yang terdiri dari Ni Kadek Heni (U-46 Kg putri), Muhammad Bassam (U – 63 Kg Putra), Megawati Tamesti M. (U-53 Kg putri), Osanando Naufal. (U-80 Kg putra) dan Silvana Lamanda. (U-67 kg putri). Mereka didampingi manajer Laras Fitriana dan pelatih asal Korea Kmi Il Sung.

Dua medali perunggu di raih oleh Ni Kadek Heni dan Muhammad Bassam Raihan. Keduanya berhasil melangkah ke babak semifinal dengan melwati 3 kali pertandingan di babak penyisihan. Keberhasilan Ni Kadek menembus Semifinal diawali ketika dibabak pertama dan kedua mengalahkan taewondoin asal Spanyol dan Inggris. Dibabak ketiga NI Kadek akhirnya mengakui keunggulan taekwondoin asal Korea Park Sua yang dipartai final harus puas mendapatkan perak di kelas U-46 Kg putri ini setelah harus mengakui keunggulan taekwondoin asal Inggris Phoenix Goodman.

Sementara Muhammad Bassam yang tampil di kelas (U-63 Kg) harus terhenti langkahnya di semifinal dan harus puas meraih perunggu setelah dikalahkan taekwondoin asal Korea Choi Bum Ha. Taekwondoin asal Korsel yang mengalahkan Bassam akhirnya meraih emas setelah dipartai final mengalahkan sesama taekwondoin Korea Kom Do Hoon.

Megawati yang turun di kelas U-53 Kg putri juga sebenarnya tampil bagus. Setelah melewati babak awal dengan mengalahkan dua taekwondoin tuan rumah, sayangnya dibabak perdelapan final Mega harus takluk di tangan taekwondoin asal Spanyol. Begitu pula dengan Osanando Naufal yang turun di kelas U-80 Kg putra dan Silvana Lamanda yang tampil di kelas U-67 kg putri. Keduanya di babak-babak awal berhasil melewati tantangan dari taekwondoin asal Jerman dan tuan rumah.

Terkait dengan hasil yang dicapai, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBTI, Dr. Fachmy Fachrezzy mengatakan para atlet telah bertanding maksimal dan secara teknis memiliki kemampuan bertarung sangat kompetitif. Terbukti semua atlet berhasil melewati fase-fase di babak awal dengan cukup baik.

“Rata-rata mereka sudah tampil sangat baik. Memang yang perlu dibenahi kedepan adalah masalah fisik yang harus ditingkatkan. “ Ujar Fachmy yang juga Akademisi di UNJ.

Ditambahkan Fachmy, Event kejuaraan Dunia Mexico dan France open yang telah dilalui timnas adalah salah satu rangkaian uji coba (evaluasi) terhadap arah program baru dengan target jangka pendek ke SEA GAMES Cambodia 2023. Target menengah Asian Games 2023. Dan target utama lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

Menurutnya, kebijakan ini harus berani diambil secara cepat objektif dan akurat karena waktu yang tersisa tidak cukup panjang. Oleh karenanya harus ada keputusan yang cepat soal ini.

“Kemungkinan tahun 2023 akan ada jalur baru Program Training Camp untuk atlet muda kelahiran 2006-2008 menuju Olimpiade Los Angeles 2028.” Imbuhnya.

Lebih lanjut Fachmy mengungkapkan kita belajar dari SEA GAMES lalu. Evaluasi secara komprehensif baik soal teknis hingga soal non teknis semua menjadi bagian dari kerja keras kita saat ini. Ini dilakukan agar ada korelasi dan akselerasi dengan program DBON yang dicanangkan pemerintah untuk target jangka panjang.

“Salah satu yang dilakukan adalah memperbaiki komposisi team dengan pertimbangan usia, postur dan serat otot. Lalu program peningkatan fisik sesuai peraturan baru. Program dan strategi bermain efisien efektif dan akurat, serta analisis psikologis – termasuk masalah ketenangan di arena pertandingan, semua menjadi bagian dari evaluasi yang kita lakukan.” Pungkasnya.

Ketua Umum PBTI, Letjen TNI Purn Thamrin Marzuki memberikan apresiasi yang cukup tinggi atas prestasi Timnas taekwondo Indonesia.
” Prestasi Timnas kita tidak datang secara tiba – tiba, tapi ini semua merupakan hasil pembinaan yang cukup panjang, oleh karena itu kita harus terus berinovasi dalam membangun taekwondo Indonesia” ujar Thamrin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *